Brebes, NU Online
Berangkat dari niatan menampung anak-anak desa yang tidak bisa melanjutkan sekolah ke kota, MTs Maarif 4 Songgom didirikan. Awalnya, sekolah ini bernama MTs Al-Wathoniyah yang didirikan para tokoh Nahdlatul Ulama, tokoh masyarakat dan tokoh pendidikan di Kecamatan Songgom pada tanggal 14 Desember 1972.
Karena saat itu, menempati MI Al Wathoniyah 01 Songgom maka dinamakan MTs Al-Wathoniyah.<>
Seiring dengan perkembangan zaman dan penataan kelembagaan organisasi, maka sekolah-sekolah dibawah naungan Lembaga Pendidikan Maarif NU diganti namanya menjadi MTs Ma'arif NU 4 Songgom.
“Sejak 15 Januari 1986, dengan Akta Notaris Nomor 103 MTs Al-Wathoniyah berubah menjadi MTs Maarif NU 4 Songgom,” terang Kepala Sekolah Drs KH Imam Badjuri MPd di sela tasyakuran Hari lahir (Harlah) di ruang kerjanya Rabu (14/12).
Menurutnya, di usianya yang ke-39, sekolahnya kini mendapatkan kepercayaan yang penuh dari masyarakat. Terbukti perkembangannya sangat dinamis, baik dari pertambahan jumlah peserta didik juga sarana dan prasarana yang memadai. Termasuk dari pemerintah juga sangat memperhatikan.
“Terakhir, kami mendapatkan bantuan dari Menteri Agaga berupa Actif board multi media sebagai kegiatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),” lanjut Haji Bajuri sambil mengajak NU Online melihat langsung Laboratorium TIK.
Atas besutan tangan Haji Badjuri dan 28 orang guru, sebanyak 410 siswa MTs Maarif 4 kerap menorehkan prestasi. Antara lain menjadi sekolah Favorit di Kecamatan Songgom dan menjadi juara diberbagai event baik tingkat kecamatan maupun kabupaten. Tercatat menjadi juara kabupaten Sepak bola, tartil dan tilawah, lari, kepramukaan, bola volley dan lain-lain.
Tasyakuran peringatan Harlah ke-39, selain acara tumpengan juga digelar lomba drumb band tingkat SD/MI se Kecamatan Songgom. Setelah melalui penjurian yang ketat, akhirnya SDN Songgom 01 berhasil menjadi juara 1 dengan nilai 486. Juara 2 MI Al Wathoniyah 01 (456) dan juara 3 SD Songgom 03 (435).
Yang jelas, tambah Haji Badjuri, kami bertekat akan mencetak siswa yang memiliki intelektualitas dan religiusitas yang tinggi dan merdeka. “Siswa yang intelek dan religious, akan mampu menghadapi tantangan zaman,” pungkasnya.
Redaktur : Syaifullah Amin
Kontributor : Wasdiun
Terpopuler
1
Kader PMII Dipiting saat Kunjungan Gibran di Blitar, Beda Sikap ketika Masih Jadi Wali Kota
2
Pihak MAN 1 Tegal Bantah Keluarkan Siswi Berprestasi Gara-gara Baju Renang
3
Kronologi Siswi MAN 1 Tegal Dikeluarkan Pihak Sekolah
4
Negara G7 Dukung Israel, Dubes Iran Tegaskan Hindari Perluasan Wilayah Konflik
5
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
6
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
Terkini
Lihat Semua