Daerah

Menag: Daftar Tunggu CJH Indonesia di Atas 10.000 Orang

NU Online  ·  Rabu, 23 Juni 2004 | 11:52 WIB

Banjarbaru, NU Online
Menteri Agama (Menag) Prof Dr H Said Agil Husin Al Munawar, MA mengakui, saat ini jumlah daftar tunggu calon jemaah haji (CJH) Indonesia untuk tahun 2006 yang sudah mendaftar di atas 10.000 orang. "Kita memang masih menyisakan daftar tunggu CJH diatas 10.000 orang dan mereka terpaksa harus menunggu hingga musim haji 2006 mendatang," ujarnya di Asrama Embarkasi Banjarmasin, di Kota Banjarbaru, Rabu.

Penjelasan Menag itu disampaikan saat kunjungan kerja dan silaturrahmi dengan para pimpinan pondok pesantren (Pontren) dan keluarga besar Departemen Agama (Depag) se-Kalsel, di Banjarbaru. Menurut Menag, dengan banyaknya warga masyarakat yang akhir akhir ini ingin menunaikan ibadah haji, bahkan banyak diantara mereka yang masuk daftar tunggu, menunjukkan perekonomian Indonesia mulai stabil dan tingkat kesejahteraan masyarakat mengalami peningkatan.

<>

Meskipun banyak warga masyarakat yang ingin menunaikan ibadah haji, katanya, Depag berusaha meningkatkan pelayanan kepada jemaah dan diharapkan lebih tertib dan rapi. Dia menjelaskan, jumlah kuota haji Indonesia mencapai 205.000 orang sebelum waktu penutupan pendaftaran, sedangkan kuota haji Kalsel sebanyak 6.800 orang merupakan yang pertama habisnya.

"Saya tidak tahu apakah karena embarkasinya baru sehingga masyarakat banyak yang ingin menunaikan ibadah haji, karena dalam 'sekejab' kuota haji sudah terpenuhi, bahkan yang pertama habis di Indonesia," katanya.

Ketika menyinggung Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) musim haji 2005, Menag mengakui, dari segi dollar AS mengalami penurunan sekitar tujuh dollar, namun dari segi rupiah memang mengalami peningkatan, karena nilai rupiah menurun. Berdasarkan Keppres, lanjut Menag, BPIH untuk zone I besarnya mencapai Rp23,9 juta, zone II sebesar Rp24,9 juta dan zone III mencapai Rp25,9 juta, sedangkan Embarkasi Banjarmasin tetap berada pada zone III.

Dia mengungkapkan, pihaknya memang sudah menghitung BPIH per embarkasi, ternyata jauh lebih mahal, bila dibandingkan dengan perhitungan zone, karena itu penetapan BPIH tetap dengan sistem zone seperti selama ini. Setelah bersilaturrahmi dengan keluarga besar Depag Kalsel, Menag berencana melakukan silaturrahmi dengan ulama kharismatik, KH Muhammad Zaini Gani, namun tidak kesampaian, karena Guru Sekumpul (panggilan Kiai Zaini Gani) masih sakit.

Selanjutnya, Menag yang didampingi Kakanwil Depag Kalsel, Dr H Artani Hasbi dan Rektor IAIN Antasari Banjarmasin, Dr H Kamrani Busri, MA berdoa bersama dengan jemaah salat zhuhur untuk kesembuhan ulamakharismatik tersebut. (Atr/Cih)