Daerah

Membendung Radikalisme Melalui Radio Komunitas

NU Online  ·  Sabtu, 11 Mei 2013 | 11:00 WIB

Cirebon, NU Online
Sebuah sikap radikalisme di tengah masyarakat bisa disebabkan beragam hal, di antaranya adalah penyajian informasi yang salah dan bersifat provokatif. <>

Di sinilah radio komunitas mendapatkan peran penting, harus tetap mengutamakan kebutuhan masyarakat, sarat dengan pesan perdamaian, dan penyampaian informasi yang tidak berpotensi menebar kebencian dan permusuhan, termasuk dalam konten dakwah keagamaan, radio komunitas harus tetap mempertimbangkan tiga prinsip tersebut. 

Demikian disampaikan Ahmad Rovahan, Ketua Jaringan Radio Komunitas (JARiK) se-wilayah III Cirebon saat temu pegiat radio komunitas di Taman Bima, Cirebon. Kamis (9/5).

“Radio komunitas harus mempelopori gerakan dakwah keagamaan yang ramah dan damai, tidak bersifat provokatif, dan jangan sampai memicu tindak radikalisme di tengah masyarakat,” jelas Rovahan.

Hal senada juga disampaikan oleh Nana, ketua Badan Pengurus Penyiaran Komunitas (BPPK) radio Buana FM, Desa Cangkoak Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Dia mengungkapkan, selama ini radio komunitas yang dipimpinnya lebih memilih untuk mengemas konten keagamaan yang bersumber dari kebutuhan masyarakat, tidak mengacu pada informasi yang dinilai dapat mengabaikan dan mengganggu tradisi dan budaya setempat.

“Kami memiliki acara keagamaan yang diberi nama Ingbar, atau Indahnya Ngaji Bareng, dalam acara ini kami menghadirkan kiai yang dipanuti oleh masyarakat sendiri, bukan orang lain, sehingga pembicara tidak hanya berbicara tentang agama, tapi sistem nilai dan tradisi masyarakat,” papar Nana.

Sementara itu, Maman Rohman, ketua BPPK radio Q-Lan FM Desa Klayan, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon mengungkapkan bahwa radio komunitas harus menjadi benteng bagi masyarakatnya masing-masing dari pelbagai informasi dan penyampaian konten keagamaan yang provokatif dari pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab.

“Selain tidak boleh provokatif, radio komunitas juga harus hadir sebagai benteng yang akan membendung masyarakat dari informasi-informasi yang tidak bertanggung jawab,  terutama dalam konten keagamaan, hal ini biasanya rawan sekali,” tambah Maman.

JARiK merupakan sebuah paguyuban yang membawahi 21 radio komunitas di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, serta Kuningan. Selain melakukan pemberdayaan masyarakat dan proteksi sosial, jaringan radio komunitas ini juga kerap mengkampanyekan pesan-pesan perdamaian dan melakukan perlawanan terhadap tindak anarkisme atas nama agama. 


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Sobih Adnan