Daerah

Masyarakat Desa Tertinggal Miliki Madrasah NU

NU Online  ·  Senin, 7 November 2011 | 03:58 WIB

Kudus, NU Online
Setelah menunggu sekian lama, akhirnya masyarakat  desa  Rahtawu Kecamatan Gebog Kudus sudah memiliki Madrasah Ibtidaiyah. Dengan difasilitasi Pengurus  MWC  LP  Maa’rif  NU Kecamatan Gebog, warga NU desa berkategori tertinggal  itu mampu  mendirikan madrasah yang diberi nama MI NU Wahid Hasyim dan mulai operasional  pada tahun 2011/2012 ini.

Mengawali  kegiatan belajar mengajarnya, MI NU Wahid Hasyim sudah  memperoleh peserta didik 20 anak dengan empat  tenaga pengajarnya. Sedangkan tempat belajarnya untuk sementara menggunakan aula Taman Pendidikan Al Qur’an di dukuh Gingsir  Rahtawu.
<>
Pengurus Majlis Wakil Cabang LP Ma’arif NU Kecamatan Gebog Zainudin mengatakan pendirian madrasah Ibtidaiyah sebagai ikhtiar Nahdlatul Ulama untuk mengembangkan dan mempertahankan Islam dan  Ahlussunnah Wal jama’ah di desa tertinggal tersebut.

“Banyak ajaran agama lain di Rahtawu yang  tidak bisa dibendung kecuali dengan  sebuah lembaga pendidikan berbasis agama. Kita mengambil peran membekali sekaligus membentengi generasi sekarang agar tetap kuat dan kukuh  aqidahnya,” tegasnya kepada NU Online belum lama ini.

Disamping itu, menurut Ketua KKM MI Kecamatan Gebog ini, kehadiran madrasah NU menjadi kebutuhan warga di daerah pegunungan tersebut . Sebab, sebelumnya  masyarakat desa Rahtawu sudah merintis sebuah madrasah diniyah namun hingga sekarang belum mampu terwujud.

“Akhirnya melalui proses yang panjang, Ma’arif bersama komponen NU sekuat tenaga merealisir cita-cita masyarakat  tersebut meski berbentuk Madrasah Ibtidaiyah,” tutur Zaenudin.

Hingga saat ini ijin MI NU Wahid Hasyim ini masih dalam proses pengurusan di kantor pendidikan nasional dan kementerian agama. “Kami mohon dukungan dan partisipasi semua pihak, semoga perjuangan NU melalui pendidikan ini bisa tetap  eksis dan berkembang pesat,” harap Zainudin.

Sementara itu, Tokoh Masyarakat Rahtawu Ali Anwar menyambut  gembira atas berdirinya madrasah NU tersebut. Ia mengatakan  dirinya bersama masyarakat lain akan  sekuat tenaga berjuang mengembangkan keberadaan madrasah.

“Atas berdirinya madrasah NU ini, kami sangat bangga dan menambah semangat memperjuangkan agama Islam di desa Rahtawu ini,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, desa Rahtawu merupakan desa tertinggal yang letak demografinya di daerah pegunungan. Berbagai agama dan aliran kepercayaan begitu mudah mengembangkan ajarannya di tengah-tengah masyarakat sehingga selain berpenduduk muslim, tidak sedikit warga Rahtawu yang menganut agama lain seperti  Budha, Kristen, Katholik maupun aliran kepercayaan.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Qomarul Adib