Kudus, NU Online
Setelah menunggu sekian lama, akhirnya masyarakat desa Rahtawu Kecamatan Gebog Kudus sudah memiliki Madrasah Ibtidaiyah. Dengan difasilitasi Pengurus MWC LP Maa’rif NU Kecamatan Gebog, warga NU desa berkategori tertinggal itu mampu mendirikan madrasah yang diberi nama MI NU Wahid Hasyim dan mulai operasional pada tahun 2011/2012 ini.
Mengawali kegiatan belajar mengajarnya, MI NU Wahid Hasyim sudah memperoleh peserta didik 20 anak dengan empat tenaga pengajarnya. Sedangkan tempat belajarnya untuk sementara menggunakan aula Taman Pendidikan Al Qur’an di dukuh Gingsir Rahtawu.
<>
Pengurus Majlis Wakil Cabang LP Ma’arif NU Kecamatan Gebog Zainudin mengatakan pendirian madrasah Ibtidaiyah sebagai ikhtiar Nahdlatul Ulama untuk mengembangkan dan mempertahankan Islam dan Ahlussunnah Wal jama’ah di desa tertinggal tersebut.
“Banyak ajaran agama lain di Rahtawu yang tidak bisa dibendung kecuali dengan sebuah lembaga pendidikan berbasis agama. Kita mengambil peran membekali sekaligus membentengi generasi sekarang agar tetap kuat dan kukuh aqidahnya,” tegasnya kepada NU Online belum lama ini.
Disamping itu, menurut Ketua KKM MI Kecamatan Gebog ini, kehadiran madrasah NU menjadi kebutuhan warga di daerah pegunungan tersebut . Sebab, sebelumnya masyarakat desa Rahtawu sudah merintis sebuah madrasah diniyah namun hingga sekarang belum mampu terwujud.
“Akhirnya melalui proses yang panjang, Ma’arif bersama komponen NU sekuat tenaga merealisir cita-cita masyarakat tersebut meski berbentuk Madrasah Ibtidaiyah,” tutur Zaenudin.
Hingga saat ini ijin MI NU Wahid Hasyim ini masih dalam proses pengurusan di kantor pendidikan nasional dan kementerian agama. “Kami mohon dukungan dan partisipasi semua pihak, semoga perjuangan NU melalui pendidikan ini bisa tetap eksis dan berkembang pesat,” harap Zainudin.
Sementara itu, Tokoh Masyarakat Rahtawu Ali Anwar menyambut gembira atas berdirinya madrasah NU tersebut. Ia mengatakan dirinya bersama masyarakat lain akan sekuat tenaga berjuang mengembangkan keberadaan madrasah.
“Atas berdirinya madrasah NU ini, kami sangat bangga dan menambah semangat memperjuangkan agama Islam di desa Rahtawu ini,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, desa Rahtawu merupakan desa tertinggal yang letak demografinya di daerah pegunungan. Berbagai agama dan aliran kepercayaan begitu mudah mengembangkan ajarannya di tengah-tengah masyarakat sehingga selain berpenduduk muslim, tidak sedikit warga Rahtawu yang menganut agama lain seperti Budha, Kristen, Katholik maupun aliran kepercayaan.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Qomarul Adib
Terpopuler
1
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
2
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
3
Rekening Bank Tak Aktif 3 Bulan Terancam Diblokir, PPATK Klaim untuk Lindungi Masyarakat
4
Advokat: PT Garuda dan Pertamina adalah Contoh Buruk Jika Wamen Boleh Rangkap Jabatan
5
Hadapi Tantangan Global, KH Said Aqil Siroj Tegaskan Khazanah Pesantren Perlu Diaktualisasikan dengan Baik
6
Israel Tarik Kapal Bantuan Handala Menuju Gaza ke Pelabuhan Ashdod
Terkini
Lihat Semua