Daerah

Mahasiswa KKN di Demak Dampingi Anak dari Ketergantungan pada Gawai

Jum, 12 Maret 2021 | 16:30 WIB

Mahasiswa KKN di Demak Dampingi Anak dari Ketergantungan pada Gawai

Mahasiswa KKN dari SETIA WS Demak mendampingi anak-anak belajar mengaji. (Foto: istimewa)

Demak, NU Online

Mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Sekolah Tinggi Agama Islam Wali Sembilan (STIA WS) Cabang Demak, Jawa Tengah melakukan pendampingan belajar mengaji anak-anak di Desa Banjarsari, Sayung.

 

Najib Musthofa, salah satu mahasiswa KKN menuturkan, kegiatan pendampingan mengaji bertujuan untuk meminimalisir anak-anak dari bermain gadget dan menonton TV usai Maghrib. Selain itu juga untuk meningkatkan kecintaan terhadap tradisi NU dan menjadi teladan akhlak yang baik dengan mendengarkan Sarah Nabawi dan cerita ulama-ulama nusantara.

 

"Mengaji bagi anak-anak Nahdliyin merupakan sebuah keharusan, tentunya dengan pendekatan yang ceria dan menyenangkan agar si anak semakin betah dan tidak mudah bosan," jelas Najib yang juga aktivis PMII kepada NU Online, Kamis (11/3).

 

Najib menambahkan, kegiatan mengaji yang bertempat di TPQ Hasyim Al-Hasany ini mayoritas diikuti oleh anak-anak SD, jumlahnya kurang lebih 50-an siswa.

 

"Dengan konsep mengaji yang menyenangkan, anak-anak akan semakin semangat dalam menyimak pelajaran mulai dari kitab Qiro'ati, Juz 'Amma, Sirah Nabawiyyah, cerita ulama-ulama Nusantara, Al-Quran dan lain sebagainya. Tentunya dengan kitab atau materi yang berbeda setiap harinya," sambungnya.

 

Nur Hasyim selaku Kepala TPQ sangat mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan bimbingan mengaji tersebut. Ia merasa senang dan sangat terbantu dengan kehadiran mahasiswa, sehingga siswa yang mengaji semakin bertambah banyak dari sebelumnya.

 

"Semoga dengan adanya pendampingan mengaji ini anak-anak lebih giat dan semangat lagi dalam belajar ilmu agama dan untuk Adik-adik mahasiswa. Terima kasih banyak, semoga ini bisa menjadi ladang amal di kemudian hari," harapnya.

 

Selain bimbingan mengaji, mahasiswa tersebut juga membuka bimbingan belajar (bimbel). "Diadakanya kegiatan bimbingan belajar tersebut dikarenakan sekolah formal masih banyak yang memberlakukan kelas daring dan jikapun tatap muka hanya beberapa hari saja, kami rasa hal tersebut kurang optimal. Semoga dengan ikhtiar ini anak-anak bisa lebih memahami pelajaran yang ada di sekolahnya," ungkap Najib.

 

Kegiatan KKN yang baru berlangsung satu minggu tersebut juga mendapatkan respons yang baik dari wali murid maupun warga sekitar. "Saya merasa senang dan banyak terimakasih kepada Adik-adik mahasiswa. Jujur, saya tidak mampu kalau untuk mendampingi anak saya dalam belajar, selain kurang memahami juga sudah capek seharian bekerja," beber Siti Fatimah yang anaknya ikut kegiatan bimbel tersebut.

 

Tak hanya itu, kelompok KKN yang berjumlah 10 mahasiswa itu juga rutin mengadakan bersih-bersih lingkungan dan ikut meramaikan setiap kegiatan yang diadakan di desa tersebut.

 

Kontributor: Samsul Maarif
Editor: Kendi Setiawan