Daerah

Mahasiswa Harus Bisa Membaca Peluang Usaha

Rab, 20 November 2019 | 12:30 WIB

Mahasiswa Harus Bisa Membaca Peluang Usaha

Diskusi PMII Rayon Abu Hanifah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Pontianak, Kalimantan Barat. (Foto: NU Online/Siti Maulida)

Pontianak, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Abu Hanifah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Pontianak, Kalimantan Barat khususnya bidang kewirausahaan mengadakan diskusi kewirausahaan. Tema yang diangkat adalah ‘Membentuk jiwa wirausaha yang kreatif dan inovatif’, Rabu (20/11).
 
Diskusi bertujuan untuk menumbuhakan motivasi kader agar berminat untuk berwirausaha secara kreatif dan inovatif. Hal tersebut sesuai perannya sebagai mahasiswa ekonomi. Dan agar kader mampu membaca peluang bisnis.
 
Herianto mengatakan bahwa kader harus bisa membaca keadaan, seperti saat ini banyak usaha usaha yang berjalan dalam bidang makanan atau kuliner apapun itu seperti kripik lumpia dan lain lain. 
 
“Berbagai macam varian makanan merupakan salah satu bentuk kreatifitas. Modal  yang paling utama adalah kreatifitas, biaya itu nomor dua,” katanya.
 
Dalam pandangannya, banyaknya yang bisa dikelola tergantung kemauan. 
 
“Memang semangat itu ada di awal dan lama kelamaan jadi bosan atau bahkan menjadi berhenti. Masalah utama khususnya bagi mahasiswa adalah waktu . kita bisa memanfaatkan dengan mencari jasa orang lain,” jelasnya.
 
Ia memaparkan bahwa kunci utama untuk menjalankan usaha adalah fokus. Dan gunakan analisa, contohnya analisa kecenderungan kebutuhan masyarakat. Misalnya, warung makan atau tempat kuliner selalu rame. Permisalan lain adalah produk cemilan yang sasarannya adalah perempuan. 
 
“Jika kita sudah ada kreativitas kemudian sasaran dan akhirnya sudah memasuki pemasaran, maka harus bisa melayani konsumen dengan baik,” jelasnya.
 
Yang kemudian harus diketahui adalah menejemen waktu dan pengelolaan karena bisa menstabilkan jalannya usaha.
 
“Jika memulai kewiraushaan jangan memikirkan keuntungan dulu, baru ketika sudah berjalan beberapa bulan mulai memenejemen modal dan keuntungan," paparnya.
 
Ia menambahkan cara memenejemen usaha tersebut  dengan membagi penghasilan kotor menjadi beberapa bagian, seperti 30 persen modal, 30 persen adalah gaji, sedangkan 40 persen disimpan. Untuk menjaga stabilitas keuangan hawa nafsu mendapatkan keuntungan haris dikontrol. Hal yang paling utama bagaimana memulai usaha dengan kreativitas dan inovasi. 
 
"Kalian sebagai mahasiswa khususnya FEBI harus bisa membaca peluang usaha. Jika ingin memulai, yang penting dipelajari oleh pemula adalah mental. Bangun mental dan buka pikiran kalian, usaha apa yang akan digeluti," tandasnya.
 
 
Kontributor: Siti Maulida
Editor: Ibnu Nawawi