Daerah

Madrasah TBS Kudus Rilis Buku 'Paku Bumi Madrasah'

NU Online  ·  Rabu, 3 Juli 2019 | 07:00 WIB

Madrasah TBS Kudus Rilis Buku 'Paku Bumi Madrasah'

Buku paku bumi madrasah, karya alumni TBS Kudus

Kudus, NU Online
Ikatan Santri Abituren (Iksab) Program Keagamaan (PK) Madrasah Aliyah (MA) nahdlatul Ulama (NU) Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus merilis buku baru yang berjudul 'Paku Bumi Madrasah TBS' pada Selasa(2/7) di Kudus, Jawa Tengah.

Buku yang berisi biografi 19 masyayikh Madrasah NU TBS Kudus digarap oleh 5 alumni yakni Amanu Choirie Anwar, M Azka Yafina, M Iffan Rifqi Hasan, M Abdul Chalim Azmi, dan Ma’ruf Azmi yang bekerja keras mempersiapkan penerbitan buku itu. "Penerbitan buku ini membutuhkan waktu cukup lama, yakni sekitar enam bulan," ujar salah satu penulis, Amanu Choirie Anwar.

Penerbitan buku itu pun mendapatkan sambutan dan apresiasi positif dari para masyayikh dan sivitas akademika MANU TBS Kudus. Antara lain dari Ketua Yayasan TBS Kudus dan pengasuh Pondok Tahfidh Yanbu’ul Quran KHM Ulil Albab Arwani dan Wakil Kepala MANU Bidang Kurikulum KH Nur Khamim. 

"Saya sangat bangga dan mengapresiasi jerih payah anak-anak yang telah berupaya dengan keras untuk menerbitkan buku ini," tutur KHM Ulil Albab Arwani dalam sambutannya di buku tersebut. 

Dalam penilaian Kiai Ulil Albab Arwani, hal terpenting dari penerbitan buku ini yaitu menggali keteladanan masyayikh TBS. "Buku ini bisa menjadi salah satu sarana menggali keteladanan masyayikh, dan mengambil hikmah yang bisa diambil oleh para santri.

KH Nur Khamim juga menyambut baik terbitnya buku ini. "Semoga (buku ini-Red) membawa manfaat dan maslahat bagi umat. Juga menjadi sumber inspirasi bagi sesama santri dalam semangat berliterasi," katanya. 

Ketua Tanfidziyah Iksab Abdullah Hamid menjelaskan, nama Iksab yang dicetuskan oleh KH Turaichan Adjhury sekitar tahun 1965 saat ini mempunyai ribuan anggota yang tersebar tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di luar negeri. 

Menurutnya, struktur organisasi Iksab tak jauh beda dengan yang ada di Nahdlatul Ulama (NU), yakni menggunakan syuriyah dan tanfidziyah. “Ada lima orang di syuriyah yang dikordinatori oleh Pak Noor Badi, nanti yang tanfid yang lebih muda,” tuturnya. (Qomarul Adib/Muiz)