Daerah

Madrasah Diniyah Agama di Indramayu Berkembang Pesat

NU Online  ·  Ahad, 13 Maret 2005 | 11:28 WIB

Cirebon, NU Online
Madrasah Diniyah Agama (MDA) di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat berkembang pesat dalam empat tahun terakhir dari 250 MDA menjadi 800 MDA pada tahun 2005 ini dan kemungkinan akan terus bertambah karena ada Perda No.3/2003 yang mensyaratkan ijasah MDA untuk masuk SLTP, kata Bupati Indramayu H Yance Irianto.

"Kemungkinan partisipasi masyarakat membangun MDA akan bertambah besar dan kebutuhan ustadz sebagai tenaga pengajar juga akan bertambah banyak," katanya saat menjadi Wali Santri pada Ikhtitam Al-Quran di Ponpes Kempek, Kabupaten Cirebon, Sabtu (12/3) malam.

<>

Ia menjelaskan, dengan bertambahnya MDA maka subsidi Pemkab Indramayu bagi tenaga pengajar MDA bertambah dari semula 2.600 ustad menjadi 5.240 ustadz."Jika ke depan ada penambahan 500 MDA lagi maka diperlukan dana paling tidak Rp50 miliar, dan kami akan berusaha supaya dana itu tersedia demi perbaikan moral masyarakat Indramayu ke depan," katanya.

Menurut dia, dalam menghadapi era globalisasi sudah saatnya Pemda menyiapkan SDM yang berakhlak dan bermoral sehingga pada akhirnya masyarakat mampu menyaring budaya dari luar dan tidak terpengaruh budaya yang negatif."Kewajiban menempuh pendidikan MDA ini diharapkan mampu membekali siswa dengan ilmu agama yang membentengi diri dari pengaruh negatif," katanya.

Kepada santri asal Indramayu yang tengah mengikuti pendidikan di Ponpes Kempek, ia berharap agar setelah selesai mereka mau terjun kembali ke Indramayu antara lain menjadi tenaga pengajar bagi MDA yang sudah ada."Insya Allah lulusan Ponpes Kempek ini tidak akan mubazir karena bisa langsung terserap di MDA yang ada," katanya.

Pada bagian lain, ia mengungkapkan, anggaran APBD Indramayu 2005 untuk menanggulangi siswa yang "drop out" atau DO  akan meningkat dari Rp3,5 miliar menjadi Rp8,5 miliar sehingga diharapkan tidak ada lagi siswa di Indramayu yang DO karena kekurangan biaya."Bagi yang tidak mampu tidak hanya gratis sekolah tetapi juga baju dan alat tulis akan disediakan," katanya.

Dana Rp8,5 miliar itu, kata Yance irianto, tidak termasuk dana dari kompensasi subsidi BBM dan dana APBD Jawa Barat untuk subsidi siswa Rp3.000 per siswa SD per bulan.Ia berharap, terobosan di bidang pendidikan itu akan menjadikan SDM Indramayu lebih baik dan mampu meningkatkan citra Indramayu yang selama ini selalu identik sebagai gudang WTS.

"Ke depan, Insya Allah tidak ada lagi masyarakat Indramayu yang malu menyebut dirinya asal Indramayu," katanya yang disambut tepuk tangan para santri di Ponpes Kempek yang sekitar 20 persen santrinya berasal dari Kabupaten Indramayu.(ant/mkf)