Daerah

Madrasah Benteng Pertahanan Sekaligus Alat Perjuangan

NU Online  ·  Sabtu, 15 Juli 2017 | 12:03 WIB

Jember, NU Online
Madrasah merupakan alat perjuangan umat Islam Indonesia dalam mendidik generasi Muslim yang beriman, bertakwa, memiliki pengetahuan dan keterampilan dan bertangungjawab dalam membumikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Demikian disampaikan Wakil Sekretaris PCNU Jember Moch Eksan saat menyampaikan taushiyah dalam acara Halal Bihalal Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Jember di aula PSPB MAN 1 Jember, Kamis (13/7).

Menurut Eksan, dalam sejarahnya, madrasah juga mempunyai kontribusi yang besar dalam melahirkan pejuang untuk mengusir penjajah. Bahkan Belanda sangat memperhitungkan kekuatan madrasah-madrasah yang ada di pesantren sebagai basis perjuangan rakyat.

"Jadi di zaman penjajahan, madrasah menjadi benteng sekaligus basis perjuangan rakyat. Setelah kemerdekaan, madrasah juga jadi alat perjuangan untuk mendidik anak bangsa," tegasnya.

Ia menambahkan, keberadaan madrasah sejak lama hingga saat ini tetap konsisten menjaga spirit perjuangan dalam merebut, mempertahankan, melestarikan dan menjaga kemerdekaan Indonesia dari segala bentuk imperialisme dan kolonialisme.

KH Hasyim Asy'ari mendirikan Madrasah Salafiyah Syafi'iyah di pesantren Tebuireng tahun 1919, yang kemudian diperbarui oleh KH Wahid Hasyim dengan mendirikan Madrasah Nizamiyah yang memasukkan pendidikan umum (1935), menjadi model pengembangan madrasah di pesantren-pesantren.

"Hasilnya, madrasah banyak melahirkan para tokoh pejuang nasional yang terlibat secara fisik maupun gerakan pemikiran dalam berjuang untuk Indonesia, baik sebelum maupun setelah kemerdekaan. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)