Banyumas, NU Online
Sebagai upaya penyempurnaan implementasi kurikulum madrasah, Pimpinan Cabang (PC) Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menggelar workshop kurikulum 2013 (K13) revisi.
Kegiatan diperuntukkan bagi tenaga pendidik Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), serta berlangsung di aula Pengurus Cabanag Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyumas, (3-5/9) dan dilanjutkan dengan masa pengembangan pembelajaran di satuan pendidikan sejak Kamis hingga Sabtu (6-8/9).
Ketua PC LP Ma’arif NU Banyumas, Fauzi mengatakan bahwa agenda ini merupakan pelatihan bertahap yang diikuti 120 peserta dari MI dan MTs. “Workshop dilakukan sebagai tindaklanjut amanat implementasi kurikulum 2013 yang sudah direvisi,” katanya, Sabtu (8/9).
Perubahan kurikulum ini memberikan konsekuensi kepada satuan pendidikan untuk melakukan pengembangan manajemen pembelajaran di kelas. “Perubahan kurikulum 2013 revisi harus dipahami oleh setiap pendidik, terutama di lingkungan LP Ma’arif NU,” ungkapnya. Sehingga masing-masing satuan pendidikan dapat segera menyesuaikan langkah ini untuk direalisasikan pada kelas pembelajaran, lanjutnya di ruang Sekretariat LP Ma’arif.
Dikatakan, pelaksanaan workshop K13 revisi ini bertujuan menyesuaikan perubahan dan pengembangan kurikulum terbaru. Dua angkatan ini untuk guru MI dan MTs dengan harapan ke depan memiliki instruktur nasional tersendiri atau narasumber yang disiapkan LP Ma’arif secara internal.
“Workshop kali ini lebih disiplin dan komitmen,” tegasnya. Peserta yang terlambat tidak diperkenankan masuk ke ruang materi, karena tertinggal satu sesi materi yang terintegrasi dan berkesinambungan. Sehingga peserta tidak boleh terlambat, lanjut Wakil Dekan I FTIK IAIN Purwokerto itu.
Sementara, Endro Suharyanto, guru MI Ma’arif NU 1 Langgongsari Cilongok menyampaikan bahwa salah satu perubahan K13 revisi pada mata pelajaran matematika dan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan untuk kelas 4, 5 dan 6. Keduanya tidak masuk pada tema pembelajaran yang terintegrasi, namun menjadi mata pelajaran tersendiri.
“Kurikulum revisi masih tetap menggunakan pendekatan saintifik dan terintegrasi, hanya kedua mata pelajaran itu saja yang terpisah,” ungkapnya. Hal ini tentu berkonsekuensi pada perubahan format administrasi pembelajaran di kelas, termasuk hasil evaluasi siswa, lanjutnya.
Endro berharap dengan workshop K13 revisi dapat satu persepsi dalam pengelolaan pembelajaran. “Terutama dalam mengintegrasikan antartema pembelajaran dan memberikan evaluasi hasil belajar siswa,” tandasnya. (Musmuallim Ma’arif/Ibnu Nawawi)