Daerah

Liburan, Santri Bahrul Ulum Kunjungi PWNU Jatim

NU Online  ·  Sabtu, 27 Desember 2014 | 21:00 WIB

Surabaya, NU Online
Libur panjang yang kini tengah dinikmati sejumlah pelajar dan santri idealnya digunakan untuk kegiatan positif. Sejumlah santri dari Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Jawa Timur memanfaatkan waktu libur dengan berkunjung ke Kantor PWNU Jawa Timur, Sabtu (27/12). Rombongan diterima oleh sejumlah pengurus harian yakni KH Abdurrahman Navis dan KH M Shidiq serta H Husnul Yakin.<>

Dalam sambutan penerimaan, KH M Siddiq sangat bangga dengan semangat para santri untuk menyempatkan diri mendatangi Kantor PWNU Jatim di Jalan Masjid Al-Akbar Timur 9 Surabaya. "Ini adalah kunjungan yang sangat membanggakan," kata Wakil Ketua PWNU Jatim ini.

Kiai Shiddiq, sapaan akrabnya mengingatkan bahwa keberadaan Nahdlatul Ulama tidak dapat dipisahkan dari Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. "Karena salah satu pelopor, pendiri dan pegiat NU adalah KH Abdul Wahab Chasbullah yang nota bene berasal dari Pesantren Bahrul Ulum," katanya.

Bahkan pada kesempatan tersebut Kiai Shiddiq berharap agar para santri bisa meniru kiprah dari KH Abdul Wahab Chasbullah atau Mbah Wahab yang mendermabhaktikan hidupnya dengan berkhidmat di NU. "Kalau bisa, ada dari kalian yang nantinya akan menjadi pengurus PWNU Jatim, bahkan sebagai rais atau ketua," katanya disambut aplaus hadirin.

Sedangkan KH Abdurrahman Navis lebih mengingatkan ancaman akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah atau Aswaja yang akhir-akhir ini semakin terdesak. "Kalian harus menjadi benteng bagi terjaganya Islam Aswaja di Tanah Air," kata Wakil Ketua PWNU Jatim ini.

Kiai yang juga Direktur PW Aswaja NU Center Jatim ini sangat terbuka bila di sejumlah pesantren membutuhkan pendalaman tentang Aswaja. "Silakan berkirim surat dan mengajukan diri untuk diselenggarakan daurah Aswaja, kami sangat terbuka," kata Kiai Navis, sapaan akrabnya.

Pengasuh Pesantren Nurul Huda Surabaya ini memandang penting pendalaman Aswaja bagi para santri, khususnya mereka yang akan merampungkan studi baik lantaran mau kuliah atau tujuan lain. "Justru saat hendak melanjutkan studi ke perguruan tinggi itulah, masa yang sangat penting," katanya. Karena tidak jarang para mahasiswa yang akhirnya terbawa kelompok yang cenderung radikal dan ekstrim maupun mereka yang berfikiran liberal, lanjutnya.

Oleh sebab itu, Kiai Navis berharap para santri justru akan menjadi ujung tombak bagi tersebarnya Aswaja di kampus dan lingkungan para santri saat menetap. "Dan hal itu harus dipersiapkan dengan matang agar saat kuliah maupun di tempat tinggalnya mampu menjadi pioner bagi keberlangsungan Aswaja di Tanah Air," pungkasnya. (syaifullah/mukafi niam)