Jember, NU Online
Terjadinya kesepakatan damai antara pengurus Yayasan dan Sekolah Tinggi Dirasat Islam (STDI) Imam Syafi'i dan warga sekitarnya disambut positif oleh Ketua Bidang Advokasi Warga Pimpinan Cabang (PC) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jember, Jawa Timur, Moch Cholili.
Menurutnya, kesepakatan yang digagas oleh Kapolres Jember, Kusworo Wibowo itu cukup menyejukkan dan membuka peluang terjadinya kerukunan antara pihak-pihak yang bertikai selama ini.
“Saya sangat gembira dan menyambut baik kesepakan damai itu,” katanya kepada NU Online di Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Jember, Jumat (17/8).
Dalm pandangannya, pertikaian yang terkait dengan perbedaan paham keagamaan, memang tidak bisa disatukan sampai kapanpun. Sebab, masing-masing pihak mempunyai sandaran (dalil) yang sama-sama diyakini kebenarannya. Sehingga yang terbaik adalah mencari titik temu dari perbedaan itu untuk menguatkan tali persaudaraan.
“Maka dalam konteks ini, yang paling tepat bukan bersatu dalam kesepahaman, tapi bersama dalam perbedaan pemahaman," ujarnya.
Walaupun demikikan, Cholili mengingatkan agar kesepakatan tersebut tidak dicederai oleh kedua belah pihak, dengan melakukan pelanggaran. Salah satu bunyi kesepakatan itu adalah kedua belah pihak dilarang keras menyebarkan paham kepada warga yang telah mempunyai paham.
“Kesepakatan itu, khususnya dalam poin ini, wajib dipatuhi. Jika dilanggar, maka sulit untuk terjadi perdamaian, sudah tidak ada kepercayaan lagi,” tandasnya. (Aryudi Abdul Razaq/Ibnu Nawawi)