Daerah

Lakpesdam NU Kota Malang Ajak Milenial Wujudkan Toleransi

Sab, 7 Maret 2020 | 23:45 WIB

Lakpesdam NU Kota Malang Ajak Milenial Wujudkan Toleransi

Diskusi 'Merawat Malang Kota Toleran', diadakan oleh Lakpesdam NU Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (7/3) di Ubud Hotel & Cottages Malang. (Foto: Syahrul Alfian)

Malang, NU Online
Sebagai daerah yang menjadi rujukan belajar serta kota dengan segudang tempat wisata, tiap tahun Kota Malang kebanjiran pendatang baru dari berbagai daerah, dengan suku, ras, dan agama yang berbeda-beda. Hal itu menuntut Kota Malang harus terus meningkatkan kualitas pelayanan dengan menjamin toleransi dan kenyamanan serta keamanan bagi setiap orang yang tinggal di kota ini.

Alasan inilah yang mendorong Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Kota Malang, Jawa Timur menggandeng kelompok muda milenial dari berbagai lintas organisasi keagamaan untuk menyebarkan toleransi. Dengan mengusung tagline Merawat Malang Kota Toleran, Lakpesdam NU Kota Malang menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) di Ubud Hotel & Cottages Malang, Sabtu (7/3).
 
Kegiatan ini diawali dengan pemaparan hasil positive assessment kebijakan Malang sebagai kota toleran yang disampaikan oleh tim akademisi yang sudah melakukan penelitian sejak Januari hingga Februari 2020.
 
Yusuf Ratu Agung, salah satu perwakilan tim akademisi, menyebutkan bahwa pemerintah Kota Malang sebetulnya sudah menaruh harapan besar terciptanya Kota Malang sebagai kota toleran seperti yang dituangkan dalam misi pembangunan Kota Malang tahun 2018-2023. 
 
"RPJMD yang menyebut dalam misi ketiga, pembangunan Kota Malang di bidang sosial adalah mewujudkan kota yang rukun dan toleran berasaskan keberagaman dan keberpihakan terhadap masyarakat rentan dan gender. Artinya, penyelenggaraan pemerintahan, salah satunya, diprioritaskan pada peningkatan kerukunan antar umat beragama dengan menjunjung tinggi keragaman budaya dan toleransi antar umat beragama dan perlindungan terhadap masyarakat rentan, penyetaraan gender, serta kerukunan sosial," ungkap dosen Fakultas Psikologi UIN Maulana Maliki Malang tersebut.
 
Sementara itu, Abdur Rahim selaku pelaksana program ini menyebut bahwa NU Kota Malang melalui Lakpesdam NU telah merancang beberapa kegiatan yang nantinya akan melibatkan kelompok masyarakat dalam mewujudkan misi tersebut. Termasuk kelompok milenial yang memiliki peranan sangat penting, serta pemerintah yang memang selalu harus hadir.

"Melibatkan kelompok masyarakat untuk capaian dari program ini sangat penting. Bicara toleransi dan kerukunan tak mungkin dapat direalisasikan kalau hanya melibatkan satu kelompok masyarakat saja, semisal hanya satu agama, atau mungkin hanya satu generasi. Tentu, selain itu juga perlu keterlibatan pemerintah daerah," imbuh pria yang akrab dipanggil Kang Idung ini.

Kegiatan ini dipandu oleh Edi Purwanto selaku fasilitator yang juga pengurus Lakpesdam NU Kota Malang. Diskusi menghadirkan 25 orang yang terdiri dari para aktivis lintas agama yang selama ini intens membahas isu-isu seputar toleransi dan kerukunan umat beragama. Kegiatan ini menekankan pentingnya peran kaum muda tidak hanya menyuarakan tapi juga menggerakkan perubahan di masyarakat dengan tidak meninggalkan kearifan lokal masyarakat seperti budaya silaturahim dan gotong royong.
 
Kontributor: Syahrul Alfian
Editor: Kendi Setiawan