Daerah

Kondisi Terkini Warga Wadas Pasca-Hasil PTUN Ditolak

Sen, 20 September 2021 | 05:30 WIB

Kondisi Terkini Warga Wadas Pasca-Hasil PTUN Ditolak

Warga Wadas saat mujahadah bersama. (Foto: Instagram/@wadas_melawan)

Purworejo, NU Online

Yati, salah seorang warga terdampak tambang batu andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah menceritakan kondisi di Desa Wadas pascaputusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang yang menolak gugatan mereka.


“Meski aman, kondisi ruas jalan desa beberapa kali terjadi pengukuran paksa bahkan beberapa waktu lalu ada oknum yang mengukur atau mematok tanah secara ilegal. Oleh karena itu, warga terus siaga menjaga desa dari pagi hingga malam,” ujar Yati, pekan lalu.


Dijelaskan, selama menjaga kampung, warga pernah mendapat ancaman dari Kapolres. “Mereka mengancam Wadas harus ditambang, menakut-nakuti warga, dan lain sebagainya. Tapi, warga tidak tergiur dengan iming-iming apa pun. Kami hanya minta IPL segera dicabut,” tegas dia.


“Wadas akan kami jaga supaya ruang hidup tetap aman, nyaman, lestari, sejahtera karena Wadas adalah tanah subur yang bisa ditanami apa saja dan itu tumbuh. Intinya, kami akan terus berjuang demi kelangsungan hidup anak cucu kami. Kami akan terus berjuang apa pun yang terjadi, perjuangan tidak boleh berhenti sampai di sini,” tambahnya.


Hal yang sama disampaikan Sriyana, salah seorang anggota Wadon Wadas, sebuah perkumpulan perempuan Desa Wadas. Menurutnya, sejak adanya rencana tambang di Wadas, warga mulai resah sehingga setiap pagi perempuan Wadas rela berjaga di Pos Randu Parang.


Ancaman dan intimidasi pun kerap kali datang dari aparat kepolisian bersama pihak penambang. Hal itu membuat warga semakin resah. Aktivitas warga pun terganggu dan berimbas kepada anak-anak.


“Pihak kapolres sering datang ke rumah saya dan warga lain, entah siang atau malam. Dan itu sangat menganggu meski kedatangannya untuk menasehati warga agar tidak anarkis, tapi ujung-ujungnya tanya kenapa warga masih menolak tambang,” paparnya.


Bahkan, lanjut dia, anak-anak jadi tahu persoalan dan ikut merasakan keresahan sehingga (mereka) lebih waspada terhadap siapa pun yang datang ke Wadas dengan niat tertentu.


Sementara itu, Fajar dari Kawula Muda Desa Wadas (Kamu Dewa) mengatakan sampai hari ini gerakan pemuda Wadas cukup kuat dengan melakukan penjagaan di hutan, pos-pos, dan kawan-kawan media internal pun tetap jalan.


Senada dengannya, Azim Muhammad dari Gerakan Masyarakat Peduli Desa Wadas (Gempa Dewa) mengatakan pihaknya bersama dengan pemuda Wadas setiap hari berjaga di Hutan dari pagi hingga malam. “Setiap hari kami kemah untuk menjaga hutan bersama teman-teman dengan sistem sif-sifan,” pungkasnya.

Kontributor: Suci Amaliyah

Editor: Syakir NF