Daerah

Komunitas Pegon Bedah Buku Sejarah NU Banyuwangi

Sel, 29 Mei 2018 | 19:00 WIB

Banyuwangi, NU Online
Komunitas Pegon membedah buku sejarah PCNU Banyuwangi di halaman kantor PCNU Banyuwangi, Selasa (29/5) sore. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kepedulian generasi pemuda atas sejarah perjuangan leluhur. 

Salah seorang tim penulis buku sejarah PCNU Banyuwangi Ayunk Notonegoro menegaskan, sejauh ini banyak sekali pengaburan sejarah dari kesesuaian fakta yang ditulis oleh para orientalis.

Mafhum, dalam prinsip kepenulisan sejarah adalah siapa yang menjadi pemenang, merekalah yang menjadi aktor penulisan sejarah.

"Sekarang sudah masa keemasan. Untuk itu, waktunya kita sendiri yang menjadi penulis sejarah kehebatan leluhur yang sebenarnya sebagai penerang. Apalagi kita sebagai generasi muda," ajak pendiri Komunitas Pegon.

Sebagai narasumber pembanding dosen sejarah di Universitas 17 Agustus 1945 Kabupaten Banyuwangi Miskawi mengulaskan, penulisan sejarah itu tidak hanya sebatas di dalam pagar catatan tanggal dan aktor sejarahnya saja. Namun yang terpenting adalah penulisan hikmah dan keteladanan dalam setiap tokoh dan kegiatan.

"Anda tahu mengapa Nabi Muhammad dikenal sampai saat ini. Itu karena para penulis sejarah menekankan dalam keteladanan akhlak Rasulullah. Bukan haya penulisan tanggal dan siapa pelaku sejarahnya. Maka, setelah saya membaca buku sejarah ini, layak untuk dimiliki dan dibaca bagi kalangan muda-mudi," terang Miskawi.

Dalam penulisan buku sejarah ini sudah tepat. Karena tim penulis tidak terpaku dalam pencatatan waktu dan siapa pelaku sejarahnya, melainkan juga penulisan keteladanan tokoh-tokoh perjuangan ulama di dalamnya. 

"Ini harus dilanjutkan untuk penggalian sejarah dengan intensif," pesan pengurus Cagar Budaya Banyuwangi.

Meydiana Isfandari, salah satu pengurus Komunitas Pegon mengajak untuk meneladani perjuangan nenek moyang, mampu memberikan spirit perjuangan di tengah-tengah carut-marutnya permasalahan kebangsaan.

"Menjawab itu semua, kami dari Komunitas Pegon melaksanakan bedah buku sejarah PCNU Banyuwangi yang ditulis dari teman-teman muda NU. Ini adalah kegiatan perdana dalam tajuk bedah buku dengan dilengkapi pameran dokumen-dokumen foto para kiai dan kitab-kitab," terang Meydiana.

Perlu diketahui pula Komunitas Pegon merupakan bergelut dalam penggalian, penulisan, dan publikasi sejarah perjuangan para ulama, khususnya mereka yang berjuang di Nahdlatul Ulama. Untuk mengetahui aktivitas dan hasil penemuan Komunitas Pegon cukup dengan memfollow akun media sosial komunitas ini. Mulai dari instagram sampai Facebook. 

"Sedangkan dalam perekrutan anggota komunitas, kami tidak akan membatasi calon anggota harus mondok. Terpenting adalah memiliki tekad, kepedulian, dan belajar bersama dalam penelitian rekam sejarah perjuangan para kiai. Boleh juga, lewat Direct Message (DM). Mudah kok caranya," ulas Meydiana.

Acara yang digelar sambil menunggu buka puasa (ngabuburit) ini  dihadiri langsung oleh puluhan mahasiswa, juga para pegiat sejarah lintas komunitas yang ada di Banyuwangi, sebut saja founder Banyuwangi Tempo Doeloe, Munawwir. (M. Sholeh Kurniawan/Abdullah Alawi)