Daerah

Kini, Jihad Lawan Hawa Nafsu

NU Online  ·  Sabtu, 27 April 2013 | 07:38 WIB

Jepara, NU Online
Saat ini definisi jihad, perang tidak lagi mengangkat senjata (bedil, meriam atau bambu runcing-red) tetapi lebih melawan hawa nafsu. 
<>
Hal itu dikemukakan KH Sunardi saat memberikan tausiyah 16-an (pengajian rutin setiap tanggal 16 Qamariyah) di beranda Masjid Al-Falah desa Margoyoso kecamatan Kalinyamatan, Jum’at (26/4) malam. 

Menurutnya, usai memerangi hawa nafsu pada pribadi masing-masing kemudian dilanjutkan kepada keluarga. 

“Orang tua yang memerintahkan anak-anaknya untuk mengaji dan beribadah itu termasuk jihad, Bapak serta Ibu sekalian,” terangnya kepada ratusan jamaah yang hadir. 

Kiai Sunardi melanjutkan jihad berikutnya di lingkungan sekitar. Ia mengatakan, suatu kampung yang masih minim agamanya perlu dibangun tempat peribadatan semisal musholla untuk pembinaan spiritual kaum (warga-red). 

Jihad lain, sambungnya dengan menularkan ilmu kepada yang memerlukan. Hal itu, tambahnya sejalan dengan khoirun naas anfauhum linnaas, sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat untuk sekelilingnya. 

Lebih dari itu, ia menyampaikan ada amaliyah lain yang masih tentang jihad yakni ifsahus salam, menebar salam. Kiai asal Jepara itu menyontohkan dua orang yang sedang bertikai kemudian suatu saat saat ketemu ada satu orang tadi mengawali pertemuan dengan salam. 

“Insyaallah dengan ucapan salam saat itu keduanya akan damai,” contohnya. 

Makna lain masih menurut kiai Sunardi ifsahus salam, menebarkan perdamaian. “Jadi sangat tidak tepat bom bunuh diri itu dikatakan jihad sebab sangat bertentangan dengan ifsahus salam, menebarkan perdamaian,” tegasnya.


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Syaiful Mustaqim