Daerah

Khidmah Banser Tertua di Kotawaringin Barat Ini Perlu Dicontoh

Rab, 15 Januari 2020 | 12:30 WIB

Khidmah Banser Tertua di Kotawaringin Barat Ini Perlu Dicontoh

Ahmad Muzaki Suparlan (kiri), Banser tertua di Kabupaten Kotawaringin Barat sedang nge-Pam. (Foto: NU Online/Suhud Mas'ud)

Kotawaringin Barat, NU Online 
Ahmad Muzaki Suparlan atau yang sering disapa Mbah Parlan, anggota pasukan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) asal Desa Amin Jaya, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menjadi yang tertua di Provinsi Kalimantan Tengah.
 
Dengan usia 60 tahun, Mbah Parlan selalu hadir dalam pengamanan di berbagai kegiatan yang diselenggarakan Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) baik tingkat Pimpinan Cabang (kabupaten) maupun tingkat Pimpinan Anak Cabang (kecamatan) bahkan tingkat ranting (desa). 
 
Berbekal pengalamamnya dari pendidikan tingkat dasar (Diklatsar) Banser pada 2016 lalu, Mbah Parlan selalu aktif pada kegiatan organisasi terbesar di Indonesia ini yakni Nahdlatul Ulama (NU). 
 
"Ada kegiatan ke-NU-an maupun bukan ya berangkat. Karena sifatnya sosial. Sesuai instruksi Ketua PAC dan Kasatkoryon," ucap mbah Parlan saat ditemui NU Online, Selasa malam (14/1) pada saat melaksanakan Pam Pengajian di Kecamatan Pangkalan Banteng.
 
Lelaki yang kesehariannya berprofesi sebagai tukang kebun Sekolah Dasar (SD) itu menjelaskan, awal mula bergabung di Banser karena diajak teman kerjanya yang merupakan satu kampung dengannya. Apalagi, kata dia, ia sudah lama kenal Banser waktu masih di Jawa sekitar 30 tahun yang lalu.
 
"Ya sudah lama kenal Banser, sebelum ke sini (Kalimantan) di Jawa kan sudah banyak Banser. Tapi belum tahu cara masuk jadi anggota," jelas laki-laki asal Yogyakarta itu.
 
Selain bercerita tentang awal mulanya bergabung dengan Banser, Mbah Parlan pun bercerita tentang pengalamannya di lapangan selama berkhidmah melaksanakan tugas-tugasnya sebagai Banser. Pengalaman-pengalaman tersebut, lanjutnya, ada yang dianggap menggelitik sekaligus dijadikan hiburan olehnya.
 
"Saat nge-Pam, seringkali saya ditanya kawan-kawan, dapat gaji berapa menjadi Banser. Ya saya jawab gajinya tak terbatas, karena ini aksi sosial kemasyarakatan," tandas pria yang murah senyum itu.
 
Sementara itu, ketika dihubungi melalui sambungan telephon selulernya,
Komandan Satuan Koordinator Cabang (Kasatkorcab) Banser Kobar Demisioner, Muhammad Roziqin Z, mengatakan bahwa semangat Mbah Parlan perlu dijadikan contoh bagi anggota Banser khususnya yang masih berusia muda. Pasalnya, meski dengan usia tidak muda lagi semangat berkhidmahnya luar biasa.
 
"Jangan mau kalah dengan Mbah Parlan yang mempunyai semangat juang 45. Menjadi anggota Banser tantunya sudah lulus Diklatsar. Maka gunakan seragam kebesaran itu untuk aksi-aksi sosial, jangan disimpan saja di dalam almari," pinta Roziqin. 
 
Kontributor: Suhud Mas'ud
Editor: Syamsul Arifin