Daerah
KH Ishomuddin, Rais Syuriyah PCNU Sumenep Wafat
NU Online · Rabu, 26 Agustus 2009 | 03:35 WIB
Sumenep, NU Online
Warga NU Kabupaten Sumenep berduka. Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumenep, KH Ishomuddin Abdullah Sajjad, meninggal dunia, Senin (24/8) malam.
Pengasuh Pondok Pesantren An-Nuqayah Guluk-Guluk, Sumenep meninggal dunia dalam usia 76 tahun. Almarhum yang juga besan Bupati Sumenep, KH Moh Ramdlan Siraj SE MM dikebumikan, Selasa (25/8) kemarin di pemakaman milik keluarga di sekitar Pondok Pesantren An-Nuqayah.<>
Seperti dilansir harian Surya, Ribuan pelayat tampak mengantarkan almarhum ke pemakaman.
Keponakan almarhum, KH Moh Hanif Hasan menuturkan, KH Ishomuddin walaupun sakit tetap beraktivitas mengajar kitab kepada santri, termasuk aktif memberikan pengajian di PCNU Sumenep.
Sementara Ketua PCNU Sumenep, KH Abdullah Cholil mengaku sangat berduka dan kehilangan sosok ulama kharismatik KH Ishomuddin yang juga sebagai panutan masyarakat. Sosoknya disegani karena keilmuan yang sulit untuk mencari penggantinya.
”Pengabdiannya terhadap masyarakat benar-benar terasa dan menjadi panutan bagi kami semua,” ungkapnya. (nam)
Warga NU Kabupaten Sumenep berduka. Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumenep, KH Ishomuddin Abdullah Sajjad, meninggal dunia, Senin (24/8) malam.
Pengasuh Pondok Pesantren An-Nuqayah Guluk-Guluk, Sumenep meninggal dunia dalam usia 76 tahun. Almarhum yang juga besan Bupati Sumenep, KH Moh Ramdlan Siraj SE MM dikebumikan, Selasa (25/8) kemarin di pemakaman milik keluarga di sekitar Pondok Pesantren An-Nuqayah.<>
Seperti dilansir harian Surya, Ribuan pelayat tampak mengantarkan almarhum ke pemakaman.
Keponakan almarhum, KH Moh Hanif Hasan menuturkan, KH Ishomuddin walaupun sakit tetap beraktivitas mengajar kitab kepada santri, termasuk aktif memberikan pengajian di PCNU Sumenep.
Sementara Ketua PCNU Sumenep, KH Abdullah Cholil mengaku sangat berduka dan kehilangan sosok ulama kharismatik KH Ishomuddin yang juga sebagai panutan masyarakat. Sosoknya disegani karena keilmuan yang sulit untuk mencari penggantinya.
”Pengabdiannya terhadap masyarakat benar-benar terasa dan menjadi panutan bagi kami semua,” ungkapnya. (nam)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
5
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua
