Daerah

Keuletan Widayanti, Lulus Seleksi Pendamping Guru Penggerak Kemendikbud

Rab, 19 Agustus 2020 | 02:30 WIB

Keuletan Widayanti, Lulus Seleksi Pendamping Guru Penggerak Kemendikbud

Windayanti akhirnya lolos sebagai pendamping guru penggerak Kemendikbud. (Foto: NU Online/Firdausi)

Sumenep, NU Online 

Tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud sedang menyiapkan guru penggerak. Program tersebut berupa pelatihan dan pendampingan guru dan kepala sekolah demi meningkatkan kualitas pendidikan.

 

Kesempatan tersebut tidak dilewatkan oleh pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Pragaan, Sumenep, Jawa Timur. Yang dilakukan adalah dengan mendorong tenaga pendidik di berbagai tingkatan untuk mencoba kesempatan tersebut.

 

Ustadz Rahmatullah menjelaskan kepada anggotanya bahwa guru penggerak akan dilatih oleh fasilitator dari Widya Iswara yang memandu pelatihan secara dalam jaringan atau Daring. Mereka akan memberikan refleksi, motivasi, dan umpan balik bagi calon guru penggerak.

 

Ketua PAC Pergunu Pragaan tersebut mengutarakan bahwa para guru, kepala sekolah, dan praktisi pendidikan yang berpengalaman diminta untuk menerapkan model pembelajaran dengan prinsip merdeka.

 

"Bagi yang benar-benar menerapkan model tersebut maka akan dipilih untuk menjadi pendamping guru penggerak," terangnya. Selanjutnya, seorang pendamping akan menjadi pelatih dan mentor bagi calon penggerak, lanjutnya.

 

Mereka inilah yang lebih banyak berinteraksi dengan calon guru penggerak. Seperti berdiskusi dan mendampingi guru dalam mengimplementasikan model belajar merdeka di sekolah.

 

 

Proses Seleksi Guru Penggerak

Widayanti menceritakan bahwa dirinya mendaftar di laman gurupenggerak.id yang dibuka sejak 15 Juni 2020. Saat itu baru mendapatkan informasi dari temannya di Kecamatan Ganding yang berprofesi sebagai kepala sekolah.

 

"Saat kami mendaftarkan, sudah tinggal 2 hari lagi. Sementara pemberkasan portofolio cukup banyak diunggah," katanya, Selasa (18/8).

 

Koordinator Pendidikan dan Pelatihan Pergunu Pragaan tersebut menjelaskan bahwa proses mengikuti program Kemendikbud melawati 4 tahap. Pertama, bagi yang pernah mengikuti Ujian Kompetensi Guru (UKG) pasti memiliki akun SIM PKB. Lewat akun itulah mendaftarkan diri dan melengkapi semua berkas yang dibutuhkan terutama berkaitan dengan kiprah dalam menjadi fasilitator guru di tingkat nasional. Juga mampu menggerakkan organisasi lain sehingga membuat perubahan bagi dunia pendidikan.

 

Sedangkan yang kedua adalah diminta memberikan contoh deskripsi terbaik tentang praktik mengajar di sekolah yang menitik beratkan pada pelayanan siswa. Yang digunakan adalah prinsip merdeka belajar.

 

“Dari 41.572 pendaftar, yang terpilih 697 calon pendamping yang lulus pada tahap 1 dan diumumkan pada 16 Juli 2020," ujarnya.

 

Tenaga pendidik SDN Kapedi I tersebut melanjutkan bahwa tahap ketiga, peserta diminta untuk mengisi kejadian penting atau critical accident yang benar-benar dialami selama 2 tahun terakhir. Hal tersebut utamanya berkaitan dengan kiprah sebagai guru penggerak.

 

"Waktu pengisian dibatasi selama 1 minggu," terangnya.

 

Tak sampai di situ, tahap keempat adalah tes wawancara secara Daring yang jadwalnya sudah ditentukan di laman SIM PKP.

 

"Di tahap akhir ini berlangsung mulai 5 Juli hingga  5 Agustus 2020. Kemudian hasilnya diumumkan kemarin, 16 Agustus 2020," urainya.

 

Adapun hasil pengumuman menyatakan bahwa dari jumlah 697 calon pendamping yang dinyatakan lulus hanya 639.

 

"Salah satunya adalah saya sendiri dari Kabupaten Sumenep," tegasnya.

 

Aktivis Komunitas Kata Bintang Sumenep tersebut mengutarakan bahwa kepengurusan Pergunu mendukung dan menganggap dirinya pantas masuk kriteria program Kemendikbud.

 

"Saya sependapat dengan arah pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah bahwa model pembelajaran merdeka penting diterapkan dalam dunia pendidikan kita dan itu sering saya terapkan di kelas," ujarnya.

 

Dirinya turut mengajak kepada para guru NU untuk mengubah arah pendidikan lebih baik yang menitik beratkan pada kemerdekaan berpikir siswa. Bahwa seorang guru harus mau belajar dan terus belajar untuk meningkatkan kualitas dalam melayani siswa.

 

Tidak henti-hentinya Widayanti mengajak kepada Pergunu untuk bergabung dalam komunitas yang berisi orang-orang yang optimis dalam dunia pendidikan. Hal tersebut penting agar pola pandang bisa bersaing dengan guru lain.

 

"Bagi yang belum bergabung, kami umumkan bahwa Kemendikbud memberi peluang kepada semua guru, kepala sekolah dan praktisi pendidikan untuk menjadi bagian dalam program guru penggerak,” ungkapnya.

 

Dirinya menyarankan segera mendaftar karena prosesnya gratis bahkan banyak program lain yang dapat diikuti oleh guru NU.


“Hal tersebut penting dalam rangka mengupdate informasi agar tidak ketinggalan,” pungkas dia.

 


Kontributor: Firdausi

Editor: Ibnu Nawawi