Daerah KONFERCAB ANSOR GARUT

Ketua Terpilih Aceng Amrullah: Ansor Punya Pekerjaan Besar

NU Online  ·  Senin, 17 Desember 2007 | 09:07 WIB

Garut, NU Onlilne
Setelah berkali-kali mengalami pengunduran waktu pelaksanaan karena hambatan teknis, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Garut akhirnya menggelar koferensi cabang yang ke-12 dengan mengambil tempat di balai pelatihan KB Nasional jalan RSU dr. Slamet Garut dari tanggal 15-16 Desember 2007.

Kontributor NU Online di Garut Michael Zalath melaporkan, acara yang dihadiri oleh ormas dan OKP yang ada di kabupaten Garut, tokoh dan pengurus NU Garut serta dihadiri langsung oleh Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor itu dibuka oleh Wakil Bupati Garut yang diwakili oleh Kabag Pemerintahan.

<>

Dalam sambutannya, ketua PW. GP Ansor Komarudin Taher mengatakan bahwa Ansor sebagai organisasi kepemudaan Islam harus ingat pada jati dirinya, yang salah satunya ditunjukkan dengan sejarah berdirinya organisasi ini. Ia menegaskan, berorganisasi bukan sebagai “gaya hidup” tetapi hal ini merupakan bagian dari proses persinggungan ideologi, dimana persinggungan yang terjadi pada saat ini semakin tajam dan mengemuka.

Tidak seperti dalam proses pembahasan program kerja dan rekomendasi yang berjalan sangat alot dan terjadi perdebatan-perdebatan hebat, sesi pemilihan ketua terlaksana dalam waktu yang sangat singkat. Tiga puluh enam dari tiga puluh tujuh Pimpinan Anak Cabang yang hadir, secara aklamasi memilih Aceng Amrullah sebagai ketua yang baru, sedangkan satu lagi menyatakan abstain.

Menurut salah seorang peserta yang meminta dirahasiakan namanya, hal ini terjadi karena seluruh peserta yang hadir sepakat bahwa Aceng Amrullah merupakan kader yang sangat layak untuk memimpin Ansor Garut ke depan. Dan untuk mengiringi ketua baru ini, para peserta sangat fokus pada penyusuna program kerja yang diharapkan bisa dilaksanakan oleh pengurus di bawah kepemimpinannya.

Setelah terpilih menjadi ketua baru, Aceng Amrullah menjelaskan, Ansor ke depan memiliki pekerjaan besar yang tiga diantaranya sangat mendesak untuk segera dilaksanakan. Pertama penguatan organisasi berupa penyusunan kepengurusan yang rapid an solid dari mulai tingkat cabang sampai ranting. Kedua adalah penguatan ideologi. Hal ini karena Ansor merupakan jenjang pematangan kader sebelum memasuki jenjang kepengurusan di NU. Ketiga adalah penguatan ekonomi dalam arti, Ansor ke depan harus mandiri dan tidak ketergantungan pada pihak-pihak lain.

Mengenai persinggungan ideologi sebagaimana disampaikan oleh ketua GP Ansor Jawa Barat, Aceng menjelaskan, lebih dari 70 persen pengurus Ansor di daerah adalah ustadz-ustadz yang menjadi tokoh sentral di masjid-masjid. Oleh sebab itu, Ansor akan mendorong mereka untuk konsisten sebagai pengawal ajaran Ahlussunnah wal Jamaah dan mencontoh Rasulullah SAW dengan menjadikan masjid sebagai sentra kegiatan masyarakat. Dari sinilah keberadaan Ansor diharapkan mampu dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

Disinggung mengenai pelaksanaan pemilihan kepala daerah baik tingkat propinsi maupun kabupaten yang semakin dekat, Aceng menjelaskan, Ansor secara institusional tetap akan menjadi sebuah lembaga yang netral sesuai dengan peraturan dasar organisasi. Tetapi kepada pengurus-pengurusnya diberikan keleluasaan untuk berijtihad menentukan sikapnya, karena itu bagian dari demokrasi.

Sampai saat berita ini ditulis, susunan kepengurusan yang baru belum selesai disusun oleh tim formatur. Namun secara umum, Dadan Hidayatullah yang merupakan ketua demisioner yang juga sebagai salah satu tim formatur berharap kepengurusan ke depan mengadopsi konsep heterogenitas dalam arti mampu merangkul berbagai komponen baik politik, sosial, ekonomi yang memiliki komitmen untuk memajukan Ansor ke depan. (mzl)