Daerah

Ketua MUI Jember Tutup Usia

NU Online  ·  Kamis, 20 Januari 2011 | 10:04 WIB

Jember, NU Online
Ketua MUI Jember Prof DR KH Sahilun SA Nasir meninggal dunia, Kamis (19/1) malam, di rumah sakit Bina Sehat, Jember sekitar pukul 21.30 WIB. Almarhum menghembuskan nafas terakhir karena serangan penyakit jantung.

Menurut istrinya, Hj. Lilik Istiqamah, Kiai Sahilun memang menderita  penyakit jantung dan ada gangguan paru-laru. Namun sejak beberapa bulan terakhir, penyakitnnya sudah agak stabil. Namun Sabtu lalu Kiai Sahilun sangat kaget begitu mendengar kakaknya di Kudus meninggal dunia.<>

“Setelah itu, bapak seperti schok. Mungkin karena begitu dekat dengan saudaranya itu,” ujar Hj Lilik sambail menambahkan bahwa kakaknya yang meinggal itu bagaikan saudara kembar dengan Kiai Sahilun.

Hj Lilikl menambahkan, kepergian suaminya begitu cepat. Betapa tidak, sehabis Magrib, Kiai Sahilun mengeluh sakit yang luar biasa, dan langsung drop. Oleh keluraganya, dia cepat-cepat dibawa ke dokter spesialis paru-paru. Dari situ lalu dirujuk ke ramah sakit Bina Sehat. Tidak berapa lama mendapatkan pertolongan, nyawanya tak tertolong lagi. “Mungkin ini sudah takdir,” tukas Hj. Lilik tabah.

Kiai Sahilun dikenal sebagai tokoh yang vokal, berani dan mempunyai prinsip. Menurut sahabatnya, KH Baharuddin Rasyid, almarhum adalah sosok yang sejuk dan mengayomi semua kalangan. Ini dibuktikan dari  kepemimpinannya di MUI yang berjalan cukup baik. Di MUI itu ada perwakilan semua ormas, seperti NU, Muhammadiyah, Ar-Irsyad dan sebagainya. Selain  Ketua MUI, Kiai Sahilun juga menjadi Ketua Forum Kusatuan Umat Beragama (FKUB).

“Pak Sahilun diterima oleh semua pihak, dan  itu menunjukkan ketokohan beliau,” ungkap Kiai Bahar yang juga Wakil Ketua MUI Jember itu, sambil menambahkan bahwa Sabtu depan, Kiai Sahilun sebenarnya mempunyai agenda untuk mengadakan pertemuan dengan semua pengurus MUI tingkat kecamatan.

Kiai Sahilun meninggalkan dua putra dan satu putri serta seorang istri. Setelah pensiun dari STAIN Jember, tokoh yang lahir di Kudus 12 Pebruari 1941 itu, menjadi dosen di Universitas Islam Jember. Di usianya yang sudah senja, Kiai Sahilun masih sempat menyelesaikan S3-nya di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Almarhum juga menjadi pengasuh pesantren yang dikhususkan bagi mahasiswa, al-Jauhar. (ary)