Semarang, NU Online
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Semarang Jawa Tengah, H Syamsul Ma'arif resmi menerima gelar Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Wali Songo Semarang pada bidang Ilmu Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan. Pengukuhan berlangsung Kamis (4/7) di Auditorium II kampus III UIN Wali Songo.
“ Membaca, Meneliti, berkarya, dan mengaji adalah moto hidup saya. Dan Alhamdulilah di usia saya yang ke 44 tahun ini bisa menyandang gelar Profesor. Semua harus di syukuri bukan untuk berbangga hati melainkan menjadi tantangan saya secara pribadi untuk menatap masa depan,” ungkap Syamsul dalam rilisnya yang diterima NU Online, Jumat (5/7).
Dalam sambutannya yang bertema Pendidikan dalam Pusaran Neo-Liberalisme dan Gerakan Ultra-Right: Restorasi Local Genius Pesantren membawa audien untuk sejenak berfikir serta memikirkan masa depan pendidikan islam di indonesia.
“Judul sambutan pada pengukuhan ini saya ambil dari kegelisahan saya yang mendalam serta kian tak berujung melihat kenyataan belum beranjaknya pendidikan di indonesia, termasuk dalam pendidikan agama islam," jelasnya.
Dikatakan, pendidikan belum mampu merekayasa perubahan masyarakat yang diharapkan menuju pada transformasi perubahan masyarakat yang terbuka dan demokratis, pendidikan belum mewujudkan civil islam. "Sebuah gambaran masyarakat yang memiliki tradisi saling menyayangi sesama umat manusia, bisa memahami dan menghormati berbagai ekspresi budaya akan nilai-nilai luhur dari berbagai kelompok (multikultural),” ungkap Prof Syamsul.
Pendidikan Islam lanjutnya, harus siap berada di pusaran neo-liberalisme, terlepas dari kebijakan pendidikan nasional yang masih normatif dan terkesan lips service selama ini, tentu sangat memberikan dampak bagi wajah pendidikan kita. Sementara masifikasi gelombang globalisasi, sungguh telah didepan mata dan membawa pengaruh yang sangat serius pada sistem pendidikan nasional.
"Persoalan ini membutuhkan kajian kritis komparatif yang sangat efektif supaya mampu menawarkan sebuah sistem pendidikan yang lentur dan tidak ekslusif,” tegasnya.
Rektor UIN Wali Songo, H Muhibbin Noor berharap semoga ilmunya bermanfaat dan bisa memberi warna baru dalam dunia pendidikan Islam, beliau termasuk Profesor termuda di UIN Wali Songo Semarang.
“UIN Wali Songo semarang dalam menunjang pelayanan sudah mengembangkan fasilitas, saat ini sedang berlangsung pembangan 8 gedung baru berkat bantuan Islamic Developmant Bank, dan tahun ini Alhamdulilah UIN Wali Songo sudah terakreditasi A, semoga ini menajadi pijakan awal untuk kebesaran UIN Wali Songo Semarang,” ungkapnya.
Orang nomer 1 di UIN Wali Songo tersebut juga berpesan kepada Syamsul agar menindaklanjuti gagasan-gagasan yang dihasilkannya supaya bisa menjadi perbaikan dan penyempurnaan apa yang ada di lingkungan UIN Wali Songo dan sekitarnya.
“Islam itu moderat, tidak condong ke kiri-kirian dan tidak condong ke kanan-kananan. Dan kita butuh para ahli untuk bisa membawa islam tepat di tengah,” jelas Muhibbin.
Muhibbin juga menyampaikan harapannya kepada calon penggantinya menjadi rektor nanti agar bisa membawa dan memajukan UIN Wali Songo menjadi lebih baik lagi serta dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar maupun masyarakat Indonesia pada umumnya.
“Selasa depan 9 Juli 2019 secara jabatan terakhir saya bertugas sebagai Rektor di sini. Akan ada rektor baru nanti. UIN sudah semakin berkembang baik dalam segi keilmuan maupun sarana dan prasarana penunjang. Semoga UIN ke depan lebih baik lagi dan lebih memberikan manfaat,” pungkasnya. (Red: Muiz)