Daerah

Ketua IPNU Sidoarjo: Isilah Masa Muda dengan Kegiatan Positif

NU Online  ·  Selasa, 15 Januari 2019 | 10:30 WIB

Sidoarjo, NU Online
Dalam al-Quran surat Abasa khususnya ayat 33 hingga 42 disebutkan bahwa pada saat hari kiamat, manusia akan panik dan bingung serta sibuk. Akibatnya, mereka tidak lagi bisa mempedulikan satu dengan yang lain. Ada yang tertawa sendiri, berlarian tanpa busana dan sejenisnya.

Demikian sebagaimana disampaikan M Abidul Musrsyid pada forum diskusi yang diselenggarakan Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Sidoarjo, Jawa Timur. Kajian  ilmiah bertajuk Sorry Gue Sibuk tersebut diselenggarakan Senin (14/1) malam. 

“Saat ini yang dikatakan sibuk hanyalah sebuah alasan atau alibi untuk menghindari tanggung jawab yang dibebankan atau bisa disebut sok sibuk, karena sibuk yang sesungguhnya adalah saat hari kiamat nanti,” kata M Abidul Mursyid.

Ketua PC IPNU Sidoarjo ini kemudian menghubungkan dengan IPNU IPPNU, yang mana organisasi ini mengharuskan kader untuk ngober-ngoberno atau selalu menyempatkan waktu. “Karena dalam organisasi IPNU IPPNU, yang berfokus di ranah pelajar dan pemuda, alangkah baiknya di usia yang masih belia untuk selalu aktif,” jelasnya.

Dalam pandangannya, saat muda harus bisa lebih memanfaatkan waktu dengan aktif di organisasi. “Jika dikaitkan dengan bahasan di atas, maka kader IPNU IPPNU jangan menyibukkan diri dengan hal yang kurang bermanfaat atau aktivitas yang lebih banyak mudharatnya. Justru yang terbaik lebih aktif di dalam organisasi yang sifatnya sosial kemasyarakatan,” urainya. 

Ia mengutip sebuah hadist yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah pernah menasihati seseorang untuk manfaatkan lima perkara sebelum datangnya lima perkara yang lain. “Yakni masa mudamu sebelum masa tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, luangmu sebelum sibuk, dan hidupmu sebelum mati,” ungkapnya.

Menurutnya, dalam hadits tersebut ada ungkapan masa luang sebelum sibuk. “Bahasan dalam kajian ini mengingatkan kepada kita untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya sebelum datangnya lima perkara tadi,” jelasnya.

Selama ini seseorang merasa sibuk dengan aktivitas duniawi sampai lupa dengan ukhrawi. “Seperti sering menomor duakan urusan shalat lima waktu, bahkan sampai meninggalkannya,” katanya.

Contoh kecil itu menjadi motivasi dan cambuk sebagai genersi muda agar menyempatkan diri melakukan aktivitas yang bermanfaat untuk diri sendiri, terlebih lagi orang lain. 

“Sudah saatnya kita mengubah aktivitas yang lebih banyak mudharatnya menjadi yang lebih produktif, seperti aktif dalam organisasi IPNU IPPNU. Selamat belajar, berjuang dan bertaqwa,” pungkasnya. (Moh Kholidun/Ibnu Nawawi)