Jombang, NU Online
Studio Bioskop News Star Cineplex (NSC) Linggajati Plaza Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim, Jombang, Jawa Timur, Kamis (19/7) malam, dipenuhi oleh warga dan tokoh masyarakat setempat. Kedatangan mereka untuk mengikuti nonton bareng film 22 Menit yang digelar Polres Jombang.
Tampak hadir Kapolres Jombang AKBP Fadli Widiyanto beserta Wabup Jombang Hj Mundjidah Wahab, serta Ketua Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jombang H Zulfikar Damam Ikhwanto. Selain itu, hadir juga jajaran Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) dan sejumlah wartawan yang biasa bekerja di Mapolres Jombang.
Film 22 Menit mengisahkan kekejaman komplotan teroris yang meledakkan bom di Jl MH Thamrin Jakarta. Kelompok tersebut menebar juga ancaman, menembaki warga sipil dan polisi yang ada di lokasi.Â
Namun, berkat kerja keras aparat kepolisian, kelompok teroris tersebut akhirnya berhasil dilumpuhkan. Tidak tanggung-tanggung, waktu yang dibutuhkan untuk melumpuhkan kelompok tersebut hanya 22 menit. Hal ini yang mendorong film yang ditonton malam ini berjudul 22 menit.
"Film yang digarap sangat keren, bagus, profesional dan mendasarkan pada fakta lapangan yaitu peristiwa peledakan bom di Jl MH Thamrin Jakarta beberapa waktu lalu. Semoga Polri makin dekat dengan masyarakat dan dapat menjalankan tugasnya secara professional juga terpercaya kedepannya," tanggap Ketua GP Ansor Jombang, H Zulfikar Damam Ikhwanto
Ia menjelaskan apa pun alasannya terorisme adalah menjadi musuh bersama bagi masyarakat Indonesia. Tidaklah patut negara sedamai Indonesia ini diusik atau dirusak oleh aksi kejahatan kemanusiaan bernama terorisme. Oleh karenanya aksi terorisme harus dilawan.
"Mari bersatu padu, berkomitmen bersama, tetap menjaga bangsa dan negara kita ini dari ancaman terorisme. Ancaman datang dari tindakan radikalisme dan segala upaya pecah belah persatuan kesatuan di bumi Indonesia," ungkapnya.
Pria yang akrab disapa Gus Antok ini menjelaskan penonton film 22 Menit dibuat terpukau dengan aksi aparat kepolisian. Mayoritas penonton menanggapi positif dan dukungan terhadap Polri usai melihat film produksi Buttonijo yang disutradarai oleh Eugene Panji dan Myrna Paramita itu. Para penonton dibuat tertawa lepas saat di akhir film menampilkan Kapolri Jendral Tito Karnavian beserta istri yang ditilang karena tak membawa helm. Saat itu, istri Tito sempat menolak ditilang dan mengaku kenal sama kapolri.
Bagi Gus Antok, teroris itu tindakan kejahatan kemanusiaan. Tentu saja, tindakan radikal tersebut tidak ada kaitanya dengan agama. Dalam memerangi teroris, menurut Abu, Polri tidak bisa sendirian. Karena kejahatan yang semacam itu harus dideteksi sejak awal. Maka dari itu peranan masyarakat dan tokoh masyarakat sangat diperlukan
"Masyarakat Indonesia, khususnya Ansor Jombang mendukung dan siap bersama Polri untuk memberantas kejahatan terorisme atau radikalisme atas nama keyakinan tertentu. Banyak orang tak berdosa menjadi sasaran tembak demi mencapai keinginan dan keyakinan salah yang mereka anut," tandas Gus Antok. (Syarif Abdurrahman/Kendi Setiawan)