Daerah

Kemandirian Organisasi Jadi Fokus Musker NU Karangmoncol Purbalingga

Sen, 27 Januari 2020 | 15:00 WIB

Kemandirian Organisasi Jadi Fokus Musker NU Karangmoncol Purbalingga

Musyawarah Kerja (Musker) MWCNU Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah masa hidmah 2019-2024. (Foto:NU Online/AA Zain)

Purbalingga, NU Online
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah masa hidmah 2019-2024 menyelenggarakan musyawarah kerja (Musker) pertama, Ahad (26/1) di Madrasah Aliyah Mambaul Ulum, Tunjungmuli. Musker ini merupakan tindak lanjut dari konferensi dan pelantikan pengurus MWCNU yang telah berlangsung pada bulan September dan Oktober 2019 lalu. 
 
Seluruh pengurus mulai jajaran Mustasyar, Syuriyah, Tanfidziah, lembaga-lembaga hingga perwakilan 20 ranting NU dan badan otonom hadir dalam kegiatan. Tidak kurang dari 150 orang hadir dan mengikuti kegiatan musyawarah kerja ini.
 
Ketua Tanfidziyah MWCNU Karangmoncol Kiai Muhammad Hafidz Husni menyampaikan, Musker dengan tema "Menyongsong Kemandirian, Menuju Jam'iyah yang Melayani" ini diharapkan mampu menyemangati para pengurus NU ke depan. NU sebagai organisasi terbesar di Nusantara itu sudah saatnya mandiri dalam segala aspek, melihat jamaahnya yang cukup masif di sejumlah daerah.
 
Hal ini menurutnya sangat perlu untuk bisa melayani umat dengan maksimal. "Maka dari itu gerakan koin NU yang kita kenal dengan Unit Pengumpul I'anah Syahriyah (UPINS) harus maksimal," ujarnya.
 
Perihal senada disampaikan Rais Syuriyah MWCNU Karangmoncol, Kyai Imron Rosyadi. Ia juga berharap para pengurus harus berupaya semaksimal mungkin untuk menguatkan kemandirian berorganisasi dengan segala potensi yang dimiliki. Baginya, prinsip moderat yang sampai saat ini menjadi ruh dan prinsip perjuangan NU adalah salah satu modal utama untuk melayani umat dengan baik, tinggal pengurus serius merumuskan pola-pola atau upaya strategis mewujudkan kemandirian.
 
"Semoga Musker berjalan dengan lancar dan suskes, menetaskan keputusan tentang program kerja yang jelas dan dapat direalisasikan untuk kemajuan organisasi khususnya, dan masyarakat pada umumnya," harapnya.
 
Di samping itu ia juga menyinggung terkait keberadaan paham radikal. Menurut pandangannya, paham ini tetap harus diwaspadai meskipun tidak begitu eksis. Pasalnya, tak sedikit anak muda diketahui sudah terpengaruh dengan paham ini. "Oleh karenanya NU sebagai bagian dari organisasi terbesar di negeri ini harus ikut menjaga kedamaian ummat," ucapnya.
 
Musyawarah kerja diawali dengan pembahasan tata tertib, dilanjutkan dengan sidang komisi, di mana seluruh peserta dibagi menjadi tiga komisi. Komisi A membahas rancangan program dari Pengurus Harian MWCNU. Komisi B membahas rancangan program dari Lembaga Dakwah, Lembaga Pendidikan Ma’arif, Lembaga Bahsul Masail, Lembaga Takmir Masjid, Lembaga Wakaf, Rabithah Ma'hid, Lembaga Infokom, Lesbumi, dan Lembaga Penanggulangan Bencana. 
 
Sedangkan Komisi C adalah Lembaga Perekonomian, Lembaga Kesehatan, Lembaga Sumber daya manusia, dan Lembaga Amil zakat. 
 
“Semoga Musyker ini dapat meningkatkan semangat untuk terus berkhidmat di Nahdlatul Ulama. Dengan niatan mengharap ridlo Allah Swt dan semoga dapat menjadi organisasi yang bermanfaat untuk ummat,” harap salah seorang peserta Musker.
 
Kontributor: AA Zain
Editor: Syamsul Arifin