Daerah

Kekurangan Perahu, NU Peduli Sulit Antarkan Logistik untuk Pengungsi

Rab, 25 November 2020 | 04:35 WIB

Kekurangan Perahu, NU Peduli Sulit Antarkan Logistik untuk Pengungsi

Relawan mengantar bantuan logistik dengan perahu karet. (Foto: NU Peduli Cilacap)

Cilacap, NU Online
Kurangnya armada perahu membuat tim NU Peduli Cilacap kesusahan mengirimkan bantuan logistik untuk warga terdampak banjir. Hal itu tergambar dari beberapa chat WhatApp warga. Kondisi ini terjadi sejak banjir lebih luas terjadi di sejumlah kecamatan pada awal pekan lalu.

 

"Mohon minta bantuan logistiknya untuk penampungan bencana banjir di RT 0/02 Sudagaran Sidareja."

 

Nggih, monggo dianter mawon teng ndaleme bapak Asrul Sani, amargi mboten enten perahu kangge ngantar lokasi. (Silahkan, diantar saja ke rumah Bapak Asrul Sani. Karena tidak ada perahu untuk mengantar ke lokasi )

 

Langka perahune (tidak ada perahu) Dadine durung ana bantuan logistik (jadinya belum ada bantuan logistik).

 

Demikian sebagian rententan pesan waths app yang masuk ke pengurus NU Peduli Cilacap dari Fuad Widiatmoko salah satu anggota Banser asal Sidareja pada Rabu (18/11) malam. Fuad mengeluhkan lambatnya distribusi logistik untuk warga banjir dikarenakan terkendala oleh minimnya fasilitas khususnya armada perahu.

 

Wakil Ketua MWCNU Sidareja Yusro saat  dijumpai di Posko NU Peduli yang didirikan MWCNU Sidareja di Desa Sidamulya Sidareja Kamis (19/11) menceritakan proses evakuasi dan penyaluran logistik mengalami kesulitan dikarenakan kurangnya alat penunjang terutama perahu.

 

Kendati demikian tak menyurutkan semangat para relawan untuk membantu para korban banjir. Di posko tampak relawan dari berbagai Banom NU mulai dari Ansor, Banser, Fatayat, IPNU, IPPNU dan Upsiz turut serta berpartisipasi untuk membantu proses evakuasi dan memberikan bahan-bahan logistik. Yusro mengatakan Bahwa sejak Selasa sejumlah tim dari Banom NU dikerahkan untuk membantu warga.

 

"Sejak Selasa (17/11), kami telah menugaskan banser untuk mengevakuasi warga dan memberikan makanan serta pakaian," kata Yusro.

 
Menurutnya banjir kali ini lebih parah dari tahun lalu. Di jalan-jalan utama ketinggian air mencapai lutut. "Bisa dibayangkan wilayah Sidareja bagian selatan. Airnya sampai seleher seperti di wilayah Gendiwu Saudagaran," kata dia.

 

Ia mengaku kesulitan menyalurkan bantuan ke posko-posko pengungsian. Akses jalan tidak bisa dilewati kendaraan. Sementara lokasi juga berjauhan. Pihaknya sempat dipinjami perahu karet oleh Basarnas, tapi hanya sehari. 

 

Untuk mengatasi hal itu, Manajer NU Care-LAZISNU mengatakan NU Peduli mengadakan penggalangan bantuan untuk alokasi pengadaan perahu tersebut. "Kami mengajak masyarakat untuk membantu pengadaan perahu agar distribusi bantuan logistik lebih maksimal menjangkau warga di pengungsian," kata Fauzi, Rabu (25/11).

 

Donasi untuk perahu karet dan kelengkapan pengiriman bantuan logistik dapat disalurkan melalui rekening Bank BNI 089 292 4888 atau Bank BRI 01 0601 000667 567 a.n Lazisnu Cilacap. Konfirmasi bantuan dapat disampaikan ke nomor 081228221010.

 

Bantuan logistik menjadi salah satu upaya membantu warga terdampak banjir. Selain itu, NU Peduli Cilacap juga melakukan pengobatan dan pemeriksaan kesehatan di sejumlah titik. 

 

Diberitakan sebelumnya banjir terjadi akibat insensitas hujan yang tinggi pada Senin (16/11). Sebelas kecamatan di Kabupaten Cilacap terdampak banjir dan beberapa titik terjadi longsor. Kesebelas kecamatan tersebut adalah Kroya, Gandrungmangu, Sidareja, Wanareja, Cipari, Bantarsari, Sampang, Nusawungu, Kedungreja, Cimanggu, Karangpucung, Majenang.

 

Salah satu kecamatan yang tergolong mengalami dampak sangat parah adalah Sidareja. Banjir di Sidareja bahkan telah merendam jalan provinsi, mulai dari perempatan Lampu Merah, hingga Pom Bensin Wringinharjo, Gandrungmangu. Pengamatan NU Peduli Cilacap dilokasi, tak sedikit pengguna kendaraan bermotor yang mogok akibat memaksakan untuk terus menerjang genangan air diperkirakan mencapai 50 sentimeter di jalan utama tersebut.

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Fathoni Ahmad