Daerah

Terdampak Banjir, Relawan NU Cilacap Tetap Membantu Warga

Sab, 21 November 2020 | 10:45 WIB

Terdampak Banjir, Relawan NU Cilacap Tetap Membantu Warga

Relawan NU bersama warga menyiapkan makanan untuk pengungsi banjir Sidareja, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Istimewa)

Cilacap, NU Online
Bencana alam berupa banjir belum juga usai terjadi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Setelah sebelumnya melanda Kecamatan Kroya, sejak awal pekan ini banjir juga merambah Kecamatan Sidareja.

 

Manajer NU Care-LAZISNU Cilacap, Ahmad Fauzi mengatakan banjir melanda Sidareja. Banjir ini merupakan terbesar dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Salah satunya ditandai dengan terendamnya Jalan Manggisan Sidamulya.

 

Sejak banjir besar tahun 2005, Fauzi menuturkan, meski hampir tiap tahun terjadi banjir, Jalan Manggisan Sidamulya masih bisa dilewati kendaraan. Hanya perahu dan mobil besar yang bisa lewat. Rumah-rumah yang dibangun dengan ketinggian di atas rata-rata pun, sejak Selasa (17/11) mulai terendam air.

 

Banjir yang datang kali ini, tidak hanya merendam Sidareja, tapi merendam beberapa kecamatan yang biasanya tidak banjir. Bedanya, jika kecamatan lain sehari bisa surut, di Sidareja surutnya bisa diperkirakan sampai sepuluh.

 

"Apalagi jika hujan terus menerus turun. Sungai di sini terhubung langsung dengan laut. Pasang surut air laut ikut berpengaruh terhadap surutnya banjir," kata Fauzi dikutip dari nucare.id.

 

Fauzi juga menceritakan, pada Selasa lalu rumahnya masih bisa dipakai untuk tempat pengungsian sebagian kerabat. Namun sejak Rabu (18/11) sekitar pukul 05.00 WIB, air mulai masuk. Ia dan istrinya memutuskan mengungsi di kos-kosan depan, agar anak-anak punya ruang bermain, tidak hanya nangkring di meja.

 

"Baru satu jam pindah, tiba-tiba air naik dan menggenangi kos-kosan. Motor sudah tidak bisa keluar. Jalan depan rumah sudah tergenang satu meter," tuturnya lagi. 

 

Akhirnya mereka memutuskan mengungsi ke rumah mertua menggunakan perahu, menempati ruangan lantai dua, karena lantai satu juga tergenang air 80 sentimeter. Mereka bertahan di tengan kepungan banjir. Bersih-bersih sekitar setengah jam, membuat dapur darurat untuk sepuluh anggota keluarga. Meski hujan masih terus turun, sudah agak tenang karena masih agak jauh dari jangkauan air.

 

Gelombang pengungsi juga terus berdatangan, apalagi dinihari saat hujan semakin lebat. Pada hari pertama sejak banjir datang, di Desa Sudagaran dan Sidamulya ada tujuh titik pengungsian umum. Belum termasuk pengungsian keluarga dan atau warga yang memilih bertahan dirumah, tidur diatas meja.

 

"Seperti biasa, dua desa ini biasanya kurang tertangani pihak berwenang, mungkin karena sudah terbiasa terkena banjir," imbuhnya.

 

Di tengah-tengah keterbatasan itu, Fauzi dan timnya terus berupaya memberikan bantuan untuk warga lainnya. Melalui NU Cilacap Peduli, relawan menyalurkan ke wilayah  Kroya pada sore ini hingga malam hari, berupa nasi rames untuk lebih dari 2500 warga dan droping logistik dari NU Care-LAZISNU Cilacap ke dapur umum Gentasari dan Mujur.

 

Pada Kamis (19/11) pukul 01.20 WIB tim membawa perahu dari Pangkalan TNI Angkatan Laun (Lanal) Cilacap untuk diturunkan di wilayah Kecamatan Sidareja, mengingat di daerah tersebut tim NU Peduli sangat membutuhkan perahu sebagai alat untuk evakuasi dan distribusi logistik kepada masyarakat terdampak banjir.

 

Kebutuhan yang diperlukan masyarakat adalah beras, sayuran, lauk, bumbu dapur, obat-obatan, obat antinyamuk, popok bayi, pakaian bayi, selimut, kertas minyak, gas LPG, biskuit atau makanan ringan, alat sedot air dan lumpur, kendaraan untuk bisa masuk ke medan berat.

 

Fauzi juga mengajak masyarakat untuk membantu warga terdampak banjir Cilacap. Penggalangan bantuan antara lain dilakukan melalui bantu warga Cilacap terdampak banjir.

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori