Daerah

Kekeringan di Pesantren Siak, LAZISNU Bantu Air Bersih

Kam, 19 September 2019 | 03:00 WIB

Kekeringan di Pesantren Siak, LAZISNU Bantu Air Bersih

Penyaluran bantuan air bersih untuk Pesantren Riyadus Sholihin oleh banon NU. (Foto: LAZISNU Siak)

Siak, NU Online
Menyikapi musim kemarau panjang yang melanda Riau beberapa bulan terakhir, NU Care-LAZISNU Kabupaten Siak, Riau berinisiatif menyalurkan bantuan air bersih untuk pondok-pondok pesantren  yang mengalami krisis air.
 
Penyaluran dilakukan bekerjasama dengan Ansor-Banser, aliansi wali santri dan unsur pemuda Simpang Perak Jaya. Pada tahap pertama, bantuan air yang disalurkan sebanyak 20.000 liter dikirimkan untuk Pesantren Riyadus Sholihin di Kampung Delima Jaya, Kecamatam Kerinci Kanan.
 
"Alhamdulillah, akhirnya bantuan ini dapat kami realisasikan. Upaya kami sampai ke sini bisa dikatakan tidak mudah karena membawa  kendaraan angkut sebesar ini sementara medanya cukup sulit," ujar Sekertaris Lazisnu Kabupaten Siak, Didik Herwanto didampingi kordinator pemuda Simpang Perak Jaya, Andi Faturohman, Rabu (18/9). 
 
Dijelaskan Didik, penyaluran bantuan air bersih ini diharapkan dapat meringankan persoalan yang dihadapi oleh pondok pondok pesantren saat menghadapi musim kemarau panjang. Di Pesantren Riyadus Sholihin ini, hampir satu bulan belakangan 300 santri hanya dijatah mandi satu kali dalam sehari. Sebab, debit air dari sumur-sumur yang menjadi penopang utama kebutuhan air sebagian besar sudah mulai mengering.
 
"Kita mendapatkan kabar santri santri disini sudah satu bulan terpaksa menggunakan air denga cara dijatah. Bahkan mandi pun terpaksa dibatasi satu kali sehari. Ini tentu menganggu rutinitas santri. Makanya kami berinisiatif dan alhamdulillah mendapatkan dukungan penuh dari Kang Andi dan kawan kawan Pemuda Kampung Simpang Perak Jaya," urainya.
 
Sementara itu Pengasuh Pesantren Riyadus Sholihin KH M Thoyib Firdaus menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bahu membahu meringankan beban santri-santrinya. Persoalan air bersih diceritakan Kiai Thoyib menjadi persoalan yang cukup serius dihadapi pesantren yang diasuhnya ketika memasuki musim kemarau.  
 
"Ini memang siklus tahunan. Setiap kemarau panjang ketersediaan air di pesantren kami selalu menjadi masalah serius. Dulu setiap musim kemarau santri-santri terutama santri putra harus rela mandi menggunakan air parit . Tapi alhamdulilah tahun ini telah lahir banyak tangan yang meringankan beban kami," tegasnya.  
 
Kiai Thoyib juga memberikan apresiasi kepada Banom-banom NU yang berkolaborasi dengan wali santri dan unsur kepemudaan. Aksi tersebut sebagai contoh penerapan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan.
 
"Gerakan semacam ini penting untuk men-triger kepedulian elemen masyarakat lainnya. Kami berharap gerakan kepedulian ini terus membudaya di tengah-tengah kita. NU bersama elemen masyarakat lainnya harus tampil di depan menjadi motor penggerak gerakan semacam ini.  Semoga semua lelah atas pengabdian ini mendapatkan ridha Allah," pungkasnya.
 
Red: Kendi Setiawan