Daerah

Dengan Tempaan yang Diterima, Santri Layak Jadi Pemimpin Bangsa 

Sel, 17 September 2019 | 00:30 WIB

Dengan Tempaan yang Diterima, Santri Layak Jadi Pemimpin Bangsa 

Kegiatan rutin Ahadan oleh PC LDNU Kabupaten Mojokerto. (Foto: NU Online/Syaiful Alfuat)

Mojokerto, NU Online
Para santri yang saat ini menimba ilmu dan ditempa kemandirian hidup di pesantren diharapkan menjadi pemimpin di masa mendatang. Berbekal kedalaman ilmu agama dan keterampilan, serta karakter yang demikian melakat, sangat pantas kalau santri turut berkiprah secara aktif dalam pembangunan.
 
Penegasan ini disampaikan KH Mashul Ismail saat pengajian yang diselenggarakan Pengurus Cabang (PC) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.  Kegiatan sekaligus memeriahkan tahun baru hiriyah 1441 H tersebut digelar di Pondok Pesantren Nurul Islam, Jabontegal, Pungging. 
 
Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mojokerto tersebut mengemukakan bahwa sejak awal berdiri, pondok pesantren senantiasa memberikan yang terbaik bagi perjalanan negeri ini.
 
“Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dapat diharapkan untuk bisa menciptakan leader di masa yang akan datang. Maka yang akan meneruskan perjuangan ulama dan Nahdlatul ulama adalah santri,” katanya, Ahad (15/9).
 
Menurutnya santri harus kreatif, berani tampil di depan dan hendaknya menjadi panutan dari lingkungan dan masyarakat sekitar. Mampu mengisi segala pos dan lini strategis dalam pemerintahan dan struktur Nahdlatul Ulama. 
 
“Karena santri mempunyai kelebihan ilmu yang tinggi dan baiknya akhlak yang jarang dimiliki oleh orang lain. Terlebih di pondok pesantren sudah digembleng dan dibentuk karakter,” paparnya.
 
KH Ahmad Siddiq, pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam mengucapkan terima kasih atas kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap pekan tersebut.
 
“Alhamdulillah pengajian Ahadan ini dapat terus berjalan setiap minggunya. Semoga selalu dapat istikamah dalam menjalankannya dan pengurus diberikan kemudahan,” harapnya. 
 
Menurutnya, hingga kini kurang lebih dua ribu santri yang mondok di pesantren ini. Di tempat ini juga santri dididik untuk disiplin, jujur dan memiliki tanggung jawab sebagaimana tempaan yang diterima santri pada umumnya. 
 
“Kemampuan dalam memimpin dan mengolah organisasi, kearifan dalam bertindak, jujur dalam perbuatan, memiliki jiwa kepedulian dan berakhlak yang baik sudah menjadi ciri khas dalam kepemimpinan santri,” ungkap Kiai Ahmad Siddiq.
 
Ribuan hadirin memadati pengajian Ahadan PC LDNU Kabupaten Mojokerto sekaligus peringatan peringatan tahun baru hijriyah ini. Acara dimulai dengan pembacaan tawasul dan fatihah. Juga dilaksanakan shalat ghaib dan pembacaan ratibul haddad. 
 
 
Pewarta: Syaiful Alfuat
Editor: Ibnu Nawawi