Jepara, NU Online
Keberadan madrasah saat ini harus benar-benar berada di tengah-tengah masyarakat. Semakin membuka diri (inklusif) tidak terkesan eksklusif. Hal itu dikemukakan Achmad Makhali, Sekretaris Yayasan Pendidikan Islam (YPI) NU Safinatul Huda Desa Sowan Kidul, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Jika dulu menyebut madrasah murni pendidikan agama dan terkesan eksklusif, sekarang lanjutnya, hampir sama antara sekolah dan madrasah. Madrasah ada pelajaran umum juga pelajaran agama. “Murid madrasah pinter sains juga pinter kitab salaf,” terang Kepala MA NU Safinatul Huda ini.
Jika pelajaran salaf dan umum dikuasai, menurut dia, siswa akan menjadi manusia yang seutuhnya. Mestinya, madrasah saat ini harus semakin mempunyai kepercayaan diri. Sebab nilai plusnya pembelajaran akhlak tidak ditemukan di sekolah umum.
“Guru dan siswa madrasah tidak boleh minder,” katanya yang juga Sekretaris Pergunu Jepara disela-sela kegiatan Sarasehan “Madrasah Dulu, Sekarang dan Akan Datang” di Madrasah Safinatul Huda, Kamis (15/9) lalu.
Ia menegaskan kini kualitas madrasah juga semakin bagus. Misalnya guru madrasah tidak hanya menempuh S1 dan S2 saja tetapi sudah masuk ke jenjang S3. Itu tidak lain, tambahnya, dalam rangka menerjemahkan slogan Lebih Baik Madrasah, Madrasah Lebih Baik.
Kegiatan Sarasehan merupakan rangkaian Harlah YPI NU Safinatul Huda ke-61. Dalam Harlah yang berlangsung dua hari itu Rabu-Kamis (14-15/9) juga diisi dengan Praktik Qurban, Aneka Lomba, Pentas Rebana, Istighotsah, Tahlil, Ziarah Wali dan Pendiri dan Kilas Balik Berdirinya Yayasan. (Syaiful Mustaqim/Fathoni)