Daerah

Kakak Adik Tunanetra Ini Idolakan Presiden Jokowi dan Haddad Alwi

NU Online  ·  Senin, 12 November 2018 | 07:45 WIB

Kakak Adik Tunanetra Ini Idolakan Presiden Jokowi dan Haddad Alwi

Hadad Alwi bersama dua bocah tunanetra

Jakarta, NU Online
Aku juga bisa berkarya, juga bisa bernyanyi seperti Abi Haddad Alwi
Aku ingin jadi presiden seperti Pak Jokowi bangun negeri ini.

Adalah Hafidz dan Rifqi, kakak beradik tunanetra yang begitu menggemari Presiden Jokowi dan Pelantun shalawat Haddad Alwi. Saking mengidolakannya, mereka pun melantunkannya menjadi sebuah lagu Aku Juga Bisa bersama idolanya, Haddad Alwi.

Andre, pencipta lagu dan pembimbing mereka, mempertemukan dua siswa binaannya itu dengan idolanya, yakni Haddad Alwi. Mulanya, pria yang terkenal dengan album Muhammad Nabiku itu dijadwalkan melantunkan shalawat di Bojonegoro pada peringatan tersebut guna memenuhi undangan bupatinya.

Malam sebelum pentas, penyanyi kelahiran Solo itu terlebih dulu berlatih di sebuah studio musik. Andre sebagai pemilik studio itu menceritakan bahwa ia memiliki dua siswa binaan di sekolah musiknya, yakni Hafidz dan Rifqi.

"Bagus ini kalau Mas Haddad bisa berkolaborasi dengan mereka," kata Haddad Alwi menirukan ajakan Andre kepada NU Online pada Sabtu (10/11).

Tentu saja ia menerimanya dengan senang hati. Paginya, dua anak tersebut langsung rekaman bersama idolanya itu.

Sudah bertemu dengan Haddad, mereka pun berkeinginan bisa berjumpa Presiden Jokowi, idola lainnya. "Mudah-mudahan Pak Jokowi mendengar dan memanggil mereka ke istana untuk memberikan semangat mereka menjalani hidup," ujar Haddad.

Haddad Alwi mengatakan bahwa keadaan terbatas tak menghalangi mereka untuk terus bersemangat dalam menjalani kehidupan.

"Mereka menunjukkan kepada publik meski keadaan mereka terbatas namun semangat mereka tetap membara," tuturnya.

Andre mengungkapkan bahwa cita-cita mereka memang menjadi musisi atau penyanyi profesional. Siswa kelas 2 SMPN Bojonegoro dan kelas 4 Sekolah Luar Biasa (SLB) Bojonegoro itu, menurut Andre, termasuk anak yang mandiri. Mereka bisa mengendarai sepeda dan meraih prestasi membaca Al-Qur'an tingkat Jawa Timur.

Lebih lanjut, Andre juga menceritakan bahwa Hafidz mahir memainkan kendang dangdut, sementara adiknya, Rifqi, melengkapinya dengan gemar bernyanyi dangdut. "Beberapa kali saat menunggu jam les, mereka berdua jamming lagu dangdut," ujarnya.

Uniknya, lanjut pemilik Peristiwa Harmonni Music School itu, karena di studio tidak ada kendang, Hafidz bisa memainkan cajon, tetapi suaranya mirip dengan kendang dangdut.

Keterlibatannya dalam Forum Masyarakat Inklusi (FMI) Bojonegoro membuat Andre tidak begitu menemui kesulitan untuk membina mereka. Terlebih, menurutnya, mereka termasuk anak yang cerdas dan ceria.

"Sedikit banyak ada pengalaman untuk menangani anak-anak ABK (anak berkebutuhan khusus)," ujarnya.

Untuk Hafidz yang beranjak remaja, pada awal rekaman memang harus menyesuaikan cara bernyanyinya mengingat perubahan pita suara. Sementara untuk Rifqi, menurutnya, saat ini sedang pada masa percaya dirinya. Semua pelajaran menjelang rekaman pun bisa diikuti.

"Salah satu kurikulum kami memang rekaman dan membuat karya," ungkapnya. (Syakir NF/Muiz)