Daerah

Kader PMII Harus Lestarikan Tradisi Keagamaan Para Ulama

NU Online  ·  Jumat, 21 April 2017 | 10:21 WIB

Pariaman, NU Online
Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus melestarikan tradisi keagamaan yang selama ini sudah dilakukan para ulama. Tradisi yang dilakukan sesuai dengan pendekatan keagamaan yang berpahamkan Ahlussunnah wal-Jama'ah (Aswaja).

Ketua Cabang PMII Kota Pariaman Masrizal mengungkap hal itu pada pembukaan Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) PMII ke-18 yang dilakukan Komisariat Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syekh Burhanuddin (STIT SB) Kota Pariaman, Kamis (20/4/2017) di sekretariatnya, Kampung Baru Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman. Mabapa berlangsung hingga Jumat (21/4) diikuti sekitar 20 orang mahasiswa.

Menurut Masrizal, PMII yang berpahamkan Islam Aswaja diminta untuk menjalankan pendekatan keagamaan yang sudah digariskan para ulama pendahulu. “PMII dengan sikap kemasyarakatan tawasuth (jalan tengah), i’tidal (adil), tasamuh (menjunjung tinggi perbedaan), tawazun (seimbang) dan amar makruf nahi mungkar selalu hadir di tengah masyarakat,” kata alumnus STIE Sumbar Kota Pariaman ini.

Dengan sikap tersebut, kata Masrizal, PMII selalu menjaga toleransi dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Mengutip apa yang disampaikan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj pada Harlah PMII beberapa hari lalu di Jakarta, kita sebagai PMII harus selalu menjaga sikap toleransi dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Karena Indonesia memiliki banyak suku, agama, ras dan golongan.

“Ternyata banyak tokoh-tokoh di dunia belajar ke Indonesia bagaimana umat Islam mampu menjaga toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Masrizal.

Dikatakan, kader PMII pun dapat menjalankan Aswaja dengan baik di tengah kehidupannya. Sehingga kader PMII mampu menjadi contoh bagi generasi muda lainnya, kata Masrizal.

Ketua II PKC PMII Sumbar Zalkairi dalam sambutan menegaskan, kader PMII diharapkan memiliki analisis yang tajam terhadap dinamika kampus dan masyarakat di sekitarnya. PMII sebagai organisasi mahasiswa, bukan hanya tempat berkumpul-kumpul semata. Tapi yang lebih penting adalah mahasiswa di PMII mampu menjadi intelektual yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga dan masyarakatnya. (Armaidi Tanjung/Abdullah Alawi)