Kader NU Tegalsiwalan Ikuti Pelatihan Penanganan HIV/AIDS
NU Online · Sabtu, 26 Januari 2013 | 16:12 WIB
Probolinggo, NU Online
Sebanyak 10 orang kader dari Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo, Sabtu (26/1) sore mengikuti pelatihan penanganan HIV/AIDS. Pasalnya di Kecamatan Tegalsiwalan, angka pengidap penyakit ini terhitung sudah sangat tinggi.
<>
Dalam pelatihan ini, kader NU tersebut mendapatkan materi dengan tema ”Membangun Kesadaran Masyarakat Agar Tidak Ada Lagi Stigma dan Diskriminasi terhadap ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang disampaikan oleh dra. Esthi Susanti Hudiono, M.Si.
Ketua MWCNU Kecamatan Tegalsiwalan Muhajir Abd. Rozaq mengungkapkan pelatihan ini sangat erat hubungannya dengan kesehatan masyarakat. Apalagi keberadaan penyakit HIV/AIDS ini sudah sangat memprihatinkan dengan kasus yang tinggi sekali.
”Sebagai warga NU, kami juga berkewajiban untuk membantu masyarakat agar berhati-hati dan mengetahui penyakit ini. Upaya ini merupakan salah satu langkah untuk menyelamatkan masyarakat agar tidak sampai terjangkiti dengan cara mengenali penyebabnya. Dengan demikian masyarakat akan terbebas dari penyakit HIV/AIDS,” ungkapnya.
Menurut Muhajir, Kecamatan Tegalsiwalan merupakan daerah yang sangat rawan dengan penyakit HIV/AIDS. Sebab di daerah ini ada sebuah lokalisasi yang dapat menjadi sarang penyebaran penyakit HIV/AIDS.
”Secara formal lokalisasi ini sudah ditutup oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo. Tetapi dalam prakteknya, masih banyak yang tetap menggelar kegiatan prostitusi ini. Oleh karena itu, kami juga gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar berhati-hati terhadap penyakit yang sangat berbahaya ini,” jelasnya.
Langkah yang telah dilakukan oleh NU Tegalsiwalan menurut Muhajir adalah dengan melakukan pendekatan halus kepada masyarakat terutama pelaku kegiatan prostitusi ini. Sebab untuk menghentikan aktivitas mereka tidak mungkin dilakukan sekaligus tanpa adanya solusi terbaik. ”Alasan utama mereka melakukan kegiatan tersebut disebabkan faktor ekonomi,” terangnya.
Antusias peserta dalam pelatihan ini sangat tinggi, meskipun pada awalnya tidak ada gregetnya sama sekali. Terlebih setelah mereka mendapatkan pemaparan terkait penyakit HIV/AIDS yang secara umum tidak dapat terdeteksi.
Dikatakan Muhajir, peserta pelatihan mendapatkan berbagai materi tentang HIV/AIDS mulai dari pengenalan penyebab, penanganan, pemahaman dan solusi termasuk juga kepedulian terhadap penderita. ”Intinya, menolong orang lain itu adalah ibadah. Oleh karena itu kami berharap agar apa yang didapat bisa diteruskan kepada masyarakat di tingkat ranting. Sehingga masyarakat bisa paham tentang bahayanya penyakit HIV/AIDS,” harapnya.
Sementara dra. Esthi Susanti Hudiono, M.Si dalam materinya menyampaikan bahwa ODHA adalah sebutan untuk orang-orang yang telah mengidap HIV/AIDS. Adapun gejala-gejala seseorang kemungkinan terjangkit HIV/AIDS diantaranya rasa lelah berkepanjangan, sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan, berat badan turun secara menyolok, pembesaran kelenjar tanpa sebab yang jelas, bercak merah kebiruan pada kulit, sering demam disertai keringat malam tanpa sebab yang jelas dan diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas
”Pada awal-awal kasus terjangkitnya HIV, kebanyakan orang tersebut cenderung menunjukkan reaksi-reaksi keras seperti menolak hasil tes, menangis, menyesali dan memarahi diri sendiri, bahkan mengucilkan diri sendiri. Saat-saat seperti itu merupakan gejala psikologis yang justru dapat membuat orang tersebut semaikin terpuruk. Pembinaan terhadap ODHA diperlukan agar selanjutnya ODHA kembali melanjutkan hidup,” ujarnya.
Menurut Esthi, ODHA bukan berarti akhir. ODHA masih dapat bertahan hidup selama 5-10 tahun. Sekarang tinggal bagaimana ODHA itu sendiri mengisi hidupnya yang lebih berguna bagi diri sendiri. Menjalani hidup yang produktif dengan berbagai kegiatan dan pola hidup sehat. Yang terpenting lagi adalah peranan dan perhatian dari keluarga terdekat.
”Dengan memberikan perhatian terhadap ODHA, jangan pernah mengucilkan ODHA dan ikut menyertakan mereka dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, dengan begitu akan menambah semangat mereka untuk hidup dengan lebih baik,” terangnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor : Syamsul Akbar
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
6
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
Terkini
Lihat Semua