Surabaya, NU Online
Hari Pahlawan bisa dikatakan sebagai titik tumpu bagi siapapun untuk menumbuhkan semangat, tak terkecuali kader NU. Atas dasar inilah Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menggelar kajian dengan tema Esensi Hari Pahlawan: Menumbuhkan Semangat Juang Kader NU.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu (14/11) di serambi Masjid Ulul Albab UINSA diikuti 50 peserta dengan pemateri dari tim Kajian Islam Ahlussunnah wal Jamaah (KISWAH) Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur Ustadz Aksin Mubarroh.
Ustadz Ahsin, sapaan akrabnya menjelaskan, beberapa tantangan kader NU milenia antara lain berupa tuduhan liberal, penjaga gereja, penista kalimat tauhid, dan sebagainya. Selain itu ia juga menyinggung adu nyinyir dan meme yang sering terjadi di dunia maya.
Menurut alumnus pesantren Lirboyo ini, sudah saatnya kader NU untuk bangkit. Yakni turut serta dalam memberikan sumbangsih kepada NU di tingkatan manapun. “Saatnya pemuda NU untuk bangkit, yakni tidak berdiam diri, ikut klik-share dari situs resmi. Ikut berkecimpung dalam mengabdi di NU pada tingkatan manapun,” jelasnya.
Ia juga mengatakan pentingnya kader NU untuk turut andil dalam menjaga NKRI ini. “Ikut menjaga dan merawat NKRI dari upaya adu domba sesuai dengan kemampuan dan bidangnya serta merapatkan barisan dan mentaati instruksi resmi organisasi,” tambahnya.
Ahsin berpesan agar kader NU jangan menjadi kader yang kagetan, mudah mengkafirkan, mudah memurtadkan, dan menggolongkan orang islam lain yang tidak seide dan sepaham seperti nama hewan. “Karena organisasi kita punya asas tawasuth, tasamuh, dan tawazun dalam hal apapun,” tutupnya. (Hanan/Muiz)