Daerah

Jangan Selalu Kaitkan Teror dengan islam

NU Online  ·  Jumat, 1 Juni 2018 | 12:30 WIB

Demak, NU Online
Majelis Pemuda Islam Indonesia (MPII) berupaya menangkal paham radikal yang menyebar di kalangan masyarakat dengan mengadakan Halaqah Islam Kebangsaan. MPII ini merupakan salah satu organisasi di bawah naungan Majelis Ulama Indonesia yang menjadi kader penerus ulama.

Acara yang mengambil tema Terorisme Bukan Ajaran Islam tersebut diselenggarakan di Pondok Pesantren Nurul Qur’an Purwosari, Sayung. Hadir para pemateri  yakni Mahmud Tarom selaku Rektor Unwahas Semarang, Kiai Muhammad Ajib (Syuriah NU Demak),  KH Arif Fahrudin, yang juga Wakil Ketua Umum MPII Pusat.

“Terorisme ini berasal dari dua kata teror dan isme. Teror ini yang mengatasi keamanan dan pertahanan  negara, sedangkan ismenya atau pahamnya yang mengatasi para ulama, kiai dan santri,” kata Wakil KH Arif Fahrudin, Kamis (31/5). 

Mahmud Tarom  menerangkan tentang dakwah ala Nabi Muhammad yang menggunakan akhlak luar biasa. “Nabi Muhammad Ketika berdakwah di kaum Thaif selalu dicaci-maki bahkan disiksa. Akan tetapi beliau sangat bersabar dan tawadlu, dan melarang Malaikat Jibril saat meminta kepada Rasulullah untuk menghancurkan kaum Thaif,” jelasnya.

Sedangkan Kiai Muhammad Ajib menyayangkan penisbatan terorisme yang selalu identik dengan Islam. “Padahal terorisme itu bisa terjadi di semua agama bahkan dalam suatu negara.” ungkapnya . 

Menurutnya, di sinilah letak ketidakadilan terorisme yang selalu diidentikkan dengan Islam. “Padahal juga banyak selain Islam yang melakukan tindakan teror tapi dianggap kejadian kriminal biasa,” jelasnya. Dirinya kemudian mencontohkan warga Palestina yang terbunuh saat diserang bom Israel, namun tidak dianggap sebagai teroris, lanjutnya.

Acara ditutup dengan buka bersama para tamu undangan yang hadir dan santri-santri pondok Pesantren Nurul Quran Purwosari Sayung. (M Abdur Rochman/Ibnu Nawawi)