Daerah

Jamiyah yang Teroganisir Meningkatkan Amaliah dan Dakwah

Ahad, 14 Juni 2020 | 23:00 WIB

Jamiyah yang Teroganisir Meningkatkan Amaliah dan Dakwah

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lampung Selatan KH Nur Mahfudz. (Foto: NU Online/Faizin)

Lampung Selatan, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lampung Selatan, KH Nur Mahfudz mengingatkan pengurus dan warga NU di daerahnya untuk senantiasa memperkuat kebersamaan dalam berkiprah dan beramaliah di bawah panji-panji Nahdlatul Ulama. Pengurus dan warga NU harus bergandengan tangan dalam satu organisasi agar lebih kuat dan tidak tercerai berai.

 

Al haqqu bila nidhamin yaghlibuhul bathilu bi nidhamin. Kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir,” katanya saat kegiatan Rakor yang diselenggarakan oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, Ahad (14/6).

 

Sebagai organisasi kemasyarakatan dan keagamaan terbesar di Indonesia, segenap elemen dalam Nahdlatul Ulama memiliki tugas berat untuk menjaga Nahdlatul Ulama. Apalagi di era saat ini, fitnah dan propaganda khususnya di media sosial sangat masif dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk melemahkan dan mengecilkan Nahdlatul Ulama.

 

Dengan berbagai motif, mulai dari motif sentimen paham sampai keuntungan materi, kelompok ini melakukan propaganda kepada warga NU agar tidak berada dalam satu organisasi. Ada beberapa warga NU yang terprovokasi dengan propaganda “Saya tidak NU-NU-an, tapi tetap Yasinan”. Padahal inilah yang dikehendaki oleh kelompok tersebut agar warga NU tidak berorganisasi.

 

“Perlu diingat, Nabi Muhammad SAW mengembangkan Islam juga dengan berorganisasi. Beliau tidak sendirian. Beliau bersama keluarga dan para sahabat membentuk sebuah jamiyah atau organisasi,” katanya.

 

Metode Nabi dalam berdakwah kemudian dilanjutkan oleh para Wali Songo saat masuk ke Indonesia untuk menyebarkan agama Islam di Nusantara. Para wali membuat jamiyah agar dakwahnya bisa lebih terarah dan mengena. Konsep para wali kemudian diadopsi oleh para ulama Nusantara di antaranya KH Hasyim Asy'ari yang mendirikan Nahdlatul Ulama.

 

“Kiai Hasyim pun tidak sendiri. Beliau bersama-sama para wali dan ulama mendirikan Nahdlatul Ulama sebagai wadah untuk berjuang dalam dakwah Islam,” katanya.

 

Sehingga berdasarkan fakta sejarah ini, lanjut Kiai Mahfudz, sanad keilmuan dan organisasi Nahdlatul Ulama bersambung sampai dengan Rasulullah SAW. Dengan silsilah yang jelas ini, Nahdlatul Ulama bukan sekadar organisasi, namun juga merupakan jamiyah warisan para wali dan akan membawa keberkahan hidup bagi siapa saja yang berkhidmah dengan ikhlas di dalamnya.

 

"Saat ini banyak orang dari berbagai penjuru dunia datang ke PBNU untuk belajar tentang NU dan mengadopsinya untuk dikembangkan di negara mereka masing-masing. Yang dari luar negeri saja tertarik dengan NU, maka selaku pengurus dan warga NU, kita harus benar-benar bersyukur dengan tidak tinggal diam,” anjurnya.

 

Dengan eksistensi NU saat ini, lanjutnya, banyak masyarakat yang awalnya tidak melakukan amaliah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) saat ini berbondong-bondong mengamalkannya. Dengan hadirnya NU, banyak pula daerah dan negara yang awalnya sering terjadi konflik keagamaan mampu berdamai dan mewujudkan kedamaian.

 

Mewujudkan semua ini, PCNU Lampung Selatan terus melakukan konsolidasi dan koordinasi organisasi melalui pertemuan intensif dengan pengurus dan warga NU di tingkat kecamatan. Pertemuan di MWCNU Penengahan ini merupakan agenda yang sebelumnya PCNU Lampung Selatan sudah melakukannya di MWCNU Palas pada 13 Juni 2020. Pada Senin (15/6), PCNU Lampung Selatan akan mengunjungi MWCNU Jati Agung.

 

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin