Daerah

Jalankan Seruan PBNU, Puluhan Ribu Nahdliyin Madura Urung Berkumpul

Sel, 24 Maret 2020 | 03:00 WIB

Jalankan Seruan PBNU, Puluhan Ribu Nahdliyin Madura Urung Berkumpul

Kiai Taufik Hasyim, Ketua PCNU Pamekasan. (Foto: NU Online/Hairul Anam)

Pamekasan, NU Online

Puluhan ribu Nahdliyin Madura sudah memastikan diri memadati lapangan Pademawu, Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (31/3) malam mendatang. Mereka bertekad kuat memeriahkan malam puncak Hari Lahir (Harlah) ke-97 NU yang digelar oleh PCNU Kabupaten Pamekasan.

 

Namun, kegiatan tersebut dipastikan tertunda hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Keputusan PCNU Pamekasan tersebut guna mengindahkan Surat Edaran (SE) PBNU Nomor 3947/C.I.034/03/2020 tentang wabah virus Corona.

 

"Berdasarkan rapat pengurus PCNU Pamekasan pada Ahad (22/3) malam, puncak Harlah ke-97 NU resmi ditunda hingga waktu yang tidak ditentukan. Ini sekaligus pemberitahuan bagi Nahdliyin," ungkap Ketua PCNU Pamekasan di kantor PCNU Pamekasan, Jalan R Abd Aziz Nomor 95, Jungcangcang, Kecamatan/Kabupaten Pamekasan, Selasa (24/3).

 

Untuk rentetan kegiatan Harlah lainnya yang tidak melibatkan massa, ungkap Kiai Taufik, tetap dijalankan sesuai jadwal yang sudah disusun oleh panitia. Sebab, itu tergolong tidak melabrak SE PBNU dan bukan menjadi pemicu kian merebaknya wabah virus Corona.

 

Dalam penelusuran NU Online, sejatinya puluhan ribu Nahdliyin dari 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan sudah bersiap diri memeriahkan puncak Harlah ke-97 NU. Pemberangkatan mereka bakal dikomando oleh MWCNU dan Pengurus Ranting (PR) NU yang tersebar di kelurahan hingga pelosok desa. Mereka siap berangkat dalam satu komando kepengurusan NU.

 

"Kami memaklumi dan taat terhadap segala keputusan masyayikh dan pengurus PCNU Pamekasan. Dalam segala hal, kami wajib selalu satu komando," tegas Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pamekasan, Syafiuddin.

 

Bagi Syafiuddin, keputusan tersebut sudah benar, yaitu sebagai ikhtiar sesuai ajaran Islam dalam mewaspadai penyebaran wabah yang mengancam keselamatan umat manusia.

 

"Itu bagian dari khifdzun nafs, memelihara keselamatan jiwa. Mencegah lebih baik dari mengobati," tegas Syafiuddin.

 

Segala perbuatan yang mengabaikan khifdzun nafs, kata Wakil Ketua PCNU Pamekasan itu, adalah bagian dari perbuatan zalim. Sebab, selain melanggar ajaran agama, juga tidak patuh terhadap ulama dan umara.

 

"Para ulama dan umara telah sepakat untuk memerangi wabah virus Corona, salah satunya dengan meminimalisasi atau bahkan menghindari perkumpulan massa," tegas Syafiuddin.

 

Di samping itu, tambahnya, menghindari kerumunan massa juga bagian dari menghargai perjuangan para dokter yang dengan penuh keberanian dan ketelatenan merawat pasien positif Covid-19. Bahkan, ada yang meninggal karena tertulari virus Corona dari pasien yang diurusnya.

 

"Segala ikhtiar memerangi virus Corona harus kita hormati. Kita tidak boleh abai, tapi tetaplah tenang," tukasnya.

 

Kontributor: Hairul Anam

Editor: Aryudi AR