Daerah

Jaga Imun, Kantor PCNU Sukoharjo Buka Praktik Ruqyah

Sen, 5 Oktober 2020 | 08:30 WIB

Jaga Imun, Kantor PCNU Sukoharjo Buka Praktik Ruqyah

Pengobatan non medis oleh tin Ruqyah Aswaja PCNU Sukoharjo (Foto: NU Online/Masri Zaeni)

Sukoharjo, NU Online

Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah saat ini masih dalam zona merah dan makin merebaknya virus Covid-19 kian hari kian bertambah sehingga menjadi perhatian serius bagi setiap orang. Segala macam cara dilakukan agar tak tertular virus Covid-19. 

 

Mulai dari jauhi kerumunan orang, jaga jarak, pakai masker, memenuhi protocol kesehatan dan minum obat tradisional seperti jamu, mengonsumsi vitamin, dan berolahraga.

 

Untuk mengantisipasi hal tersebut Jami'yah Ruqyah Aswaja (JRA) Nahdlatul Ulama Pakubumi Sukoharjo, Jawa Tengah menggelar dan membuka praktik ruqyah selama 2 hari Sabtu dan Ahad di Gedung PCNU Sukoharjo dalam setiap minggunya.

 

"Kami memulai membuka praktek ruqyah di Kantor PCNU Sukoharjo mulai hari Sabtu kemarin, ini kali pertama dan akan dilaksanakan secara rutin 2 kali seminggu setiap hari sabtu dan ahad mulai pukul 09.00 sampe selesai," kata Ketua Pimpinan Cabang Jami'yah Ruqyah Aswaja (JRA) Pakubumi NU Sukoharjo, Kiai Abdul Hamid Sri Hartoyo. Ahad (4/10).

 

Dikatakan Kiai Hartoyo, kegiatan ruqyah ini bertujuan untuk berdakwah sekaligus mengenalkan dan memberi pemahaman kepada masyarakat tentang terapi pencegahan dan pemulihan dengan metode ruqyah syariah an-nadliyah yiatu pengobatan non medis dengan ayat-ayat Al-Qur'an sesuai syariat dan ajaran Islam yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW.

 

"Kami berharap kepada para praktisi JRA Pakubumi Sukoharjo agar melakukan syiar tentang manfaat ruqyah untuk pengobatan selain itu juga untuk membentengi masyarakat dari bahaya syirik yang mana sangat tidak dianjurkan dalam Islam," tuturnya.

 

Salah satu praktisi JRANU Pakubumi Sukoharjo, Ustadz Nur Khamid kepada NU Online, Senin (5/10) menambahkan, berdasarkan pengalamannya, bagi pasien yang terpapar penyakit biasanya akan mengalami stres dan jiwanya tidak tenang. Hal ini akan menurunkan imunitas dan daya tahan tubuh terhadap penyakit. 

 

"Insyaallah dengan jiwa yang tenang akan mendorong imunitas, sehingga tubuhnya akan semakin kuat melawan penyakit, termasuk melawan serangan virus, baik itu untuk pasien atau mereka yang belum terpapar," terang Kiai muda ini. 

 

Kontributor: Masri Zaini
Editor: Abdul Muiz