Daerah

Jadikan Harlah IPNU-IPPNU Momentum Berbenah Diri

NU Online  ·  Kamis, 26 Februari 2015 | 04:01 WIB

Kudus, NU Online
Usia 60 tahun untuk Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan 61 tahun untuk Ikatan Pelajar NU (IPNU) menandakan kedua organisasi sudah tidak lagi muda. Namun demikian tidak pula bahwa keduanya pasti menjadi lebih dewasa. Hal ini diungkapkan Agus Hari Ageng, alumni pengurus Pimpinan Cabang IPNU Kabupaten Kudus.
<>
“Ibarat perempuan, usia ini sudah memasuki usia menopause yang tidak lagi produktif. IPNU-IPPNU akan semakin matang jika setiap ganti tahun mau berefleksi. Tapi jika setiap ganti tahun tidak pernah mau refleksi, maka tidak akan menjadi lebih baik,” paparnya.

Ia memaparkan bahwa IPNU-IPPNU harus bisa menghadapi tantangan zaman, namun tetap mampu memertahankan identitas. “IPNU dan IPPNU harus mampu memanfaatkan, menggunakan segala fasilitas modern untuk dapat membina akhlaqul karimah, melakukan dakwah,” lanjutnya.

Sementara itu, H. Kisbiyanto, alumni lain yang kini menjadi Ketua Ikatan Sarjana NU (ISNU), mengatakan bahwa merupakan keberuntungan bagi kaum santri yang diberikan organisasi NU oleh KH. Hasyim Asy’ari. Indonesia memiliki jumlah madrasah terbanyak di dunia, yang artinya pelajar muslim pun terbanyak di dunia. Dan populasi terbesar dari pelajar muslim itu adalah Nahdliyin. Menurutnya, ini menjadi peluang besar bagi garapan IPNU-IPPNU.

“IPNU-IPPNU memiliki populasi kader terbesar. Inilah, basis yang bisa menggerakkan kader di masyarakat. Maka IPNU-IPPNU diharapkan dapat meraih juga para pelajar yang belajar di sekolah umum,” terang Ketua Jurusan Tarbiyah di Sekolah Tinggi Islam Negeri Kudus ini.

Keduanya mendampingi acara sarasehan pengurus IPNU dan IPPNU baik ranting, komisariat, anak cabang sekebupaten Kudus bersama para alumni pengurus IPNU dan IPPNU Cabang Kabupaten Kudus, pada Selasa sore (24/2) kemarin di aula Gedung NU Kudus. (Istahiyyah/Mahbib)