Isyarah Barzanzi, Batalkan Kunjungan Akbar dan Amien
NU Online · Senin, 26 Januari 2004 | 15:29 WIB
Bondowoso. NU Online
Ada hal yang menarik dibalik batalnya kunjungan Prof. Dr H. Amien Rais, Ketua MPR RI yang juga Ketua Umum DPP PAN dan Ir Akbar Tanjung, Ketua DPR RI yang juga Ketua Umum Partai Golkar ke Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Sumber Wringin, Sukowono, Jember beberapa waktu lalu. Sebenarnya, Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Sumber Wringin, sangat terbuka untuk siapapun yang ingin berkunjung. Hal itu di akui oleh KH Khotib Umar, selaku Pengasuh, kepada kontributor NU Online Bondowoso, saat dikonfirmasi seputar batalnya kunjungan Amin dan Akbar.
Menurut, KH. Khotib Umar, dua hari menjelang kunjungan kedua tokoh nasional itu, dirinya bermimpi dihadiri oleh KH. Umar dan beliau berpesan kepada dirinya, agar jangan mengotori pesantren. “ Je’ Burombuih pondhuk” begitulah kira-kira pesan KH Umar dalam bahasa Madura seperti yang diungkapkan KH Khotib Umar, yang artinya Jangan “dikotori” pondok ini.
<>Lepas apakah pesan itu terkait dengan kunjungan Amin Rais dan Akbar Tanjung, yang jelas saat itu KH Khotib Umar meminta kepada KH Washil Sarbini (Ponaannya-red) untuk menghubungi ajudan tokoh-tokoh dimaksud dan membatalkan rencana Silaturrahim ke Pondok Pesantren Raudlatul Ulum. Tak pelak, batalnya kunjungan Amin dan Akbar pun menimbulkan spekulasi politik dikalangan masyarakat. Sebab, tidak bisa dipungkiri, Pondok Pesantren Raudlatul Ulum dan KH. Khotib Umar sangat mempunyai pengaruh besar dikalangan masyarakat, umumnya daerah Tapal Kuda.
Memang, dalam hiruk pikuknya politik menjelang Pemilu April 2004, politi atau pimpinan suatu Partai berupaya mencari simpati, dukungan tokoh-tokoh masyarakat, pemuka agama, Pengasuh Pondok Pesantren, apalagi yang bersangkutan mempunyai pengaruh luas di masyarakat. Tujuannya, jelas sekali, agar partainya dapat dukungan rakyat dalam pemilu atau bahkan dalam Pemilihan Presiden langsung, nanti. Karena, dalam mendulang dukungan, paling tidak simpati terkadang harus melintasi batas keyakinan politik, bahkan madhab keagamaan sekalipun.
Menurut, Drs. Abdurrahim Asasi, seorang Pengamat Politik yang juga Ketua PC Lakpesdan NU Bondowoso, batalnya rencana kunjungan Amin Rais dan Akbar Tanjung berimplikasi positif terhadap “kebingungan” masyarakat Tapal Kuda menjelang Pemilu 2004, akibat imbas dari langkah KH. Fawaid As’ad Syamsul Arifin, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo Situbondo. “Paling tidak sikap Kiai Khotib tidak menambah kebingunangan pada masyarakat” katanya.
Abdurrahim Asasi juga menambahkan, Isyaroh barzahi yang diterima KH Khotib Umar itu mungkin sebuah peringatan dari Sesepuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, agar pondok pesantren tetap pada garis perjuangan kemasyarakatan, atau agar KH Khotib tetap “ajek” terhadap langkah yang selama ini telah dilakukan. “Jadi, mungkin isyaroh itu mengingatkan agar Pondok Pesantren tidak terkotori oleh limbah politik yang berwarna-warni tipuannya akibat spekulasi politik yang dilakukan oleh para politisi” imbuhnya. (kd-Bdws/jf)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
4
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua