Isilah Kemerdekaan dan Tahun Baru Hijriah dengan Perbanyak Cari Ilmu
NU Online · Kamis, 20 Agustus 2020 | 06:00 WIB

Pengasuh Pesantren Al-Hikamussalafiyyah Sukamantri, Tanjungkerta, Sumedang, Jawa Barat, KH Sa'dulloh (berdiri) saat sampaikan taushiyah (Foto: NU Online/Ayi Abdul Kohar)
Ayi Abdul Kohar
Kontributor
Sumedang, NU Online
Pengasuh Pesantren Al-Hikamussalafiyyah Sukamantri, Tanjungkerta, Sumedang, Jawa Barat, KH Sa'dulloh mengatakan, peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-7 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) waktunya berdekatan dengan awal tahun baru Islam 1442 Hijriah.
"Saya mengajak kalian semua, ayolah isi kemerdekaan Republik Indonesia dan Tahun Baru Hijriah ini dengan perbanyak mencari ilmu. Jangan disia-siakan kesempatan emas ini," ujarnya.
Hal tersebut disampaikan dalam peringatan menyambut tahun baru Islam 1442 Hijriah dan tasyakuran HUT RI di Pesantren Al-Hikamussalafiyyah, Rabu (19/8) malam.
Dikatakan, memperingati Tahun Baru Hijriyah maknanya meninggalkan hal yang jelek menuju hal yang lebih baik. Hal-hal yang jelek di tahun sebelumnya harus ditinggalkan dan mengisi tahun baru ke depan dengan hal-hal yang lebih baik.
"Menuntut ilmu ke pesantren itu bentuk hijrah dari kebodohan menuju ke arah yang baik," tegasnya.
Menurutnya, yang namanya mencari ilmu pasti banyak cobaan dan godaannya. Siapa yang kuat dan mampu menghadapi godaan dan rintangan tersebut, itulah orang-orang yang akan sukses. "Dan orang sukses itu perlu usaha dan ikhtiar, serta sungguh-sungguh" tutur Kiai Sa'dulloh.
"Bersusah payahlah saat ini dalam mencari ilmu, itu sebagai bentuk ikhtiar dan usaha supaya di kemudian hari bisa menjadi orang yang senang," sambungnya.
Disampaikan, kalau hari ini ketika menjadi santri sudah senang-senang duluan, maka di kemudian hari akan menjadi orang susah. Orang-orang yang tidak mampu menghadapi kesusahan dan keprihatinan ketika di pesantren, jangan harap di kemudian hari menjadi orang-orang yang senang.
Oleh karenanya lanjutnya, jadikanlah momentum tahun baru hijriyah ini sebagai hijrah dari yang asalnya males-malesan dalam mencari ilmu, menjadi lebih giat dan rajin. Yang tadi males ngaji, jadi lebih rajin lagi ngajinya. Yang tadinya suka males dalam beribadah, jadi lebih giat lagi ibadahnya.
"Mulai malam ini, marilah kita hijrah dari hal-hal yang tidak baik menuju hal-hal yang lebih baik," tutup KH Sa'dulloh.
Kontributor: Ayi Abdul Kohar
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua