Daerah

IPNU: Kita (Masih) Dijajah Teknologi

NU Online  ·  Selasa, 16 Agustus 2011 | 08:23 WIB

Jepara, NU Online
Muhammad Muftil Umam, ketua PC IPNU kabupaten Jepara menilai meski secara fisik bangsa Indonesia telah merdeka sejak 1945 silam tetapi tetap saja dijajah oleh teknologi. Teknologi yang berkembang maha-dahsyat itu menurutnya berhasil menjajah generasi muda. Padahal mereka kelak yang akan menggantikan estafet kepemimpinan bangsa.
<>
“Meskipun 66 tahun bangsa kita telah merdeka, tetapi kita masih dijajah oleh teknologi yang semakin hari kian berkembang. Perkembangan teknologi itu telah berhasil menjajah para generasi muda kita,” tuturnya saat ditemui NU Online, Senin (15/8) kemarin, di pondok pesantren “Darul Qur’an” desa Pecangaan Kulon, kecamatan Pecangaan.

Menurutnya, pemuda yang berhasil dijajah teknologi akan melahirkan generasi yang rendah moralitasnya. Ia menyontohkan, saben hari mereka selalu berbenturan dengan handphone (telepon genggam), internet, televisi maupun sarana teknologi yang lain. Sementara fasilitas teknologi yang ada itu mayoritas mereka gunakan untuk hal-hal yang negatif.

“Remaja yang tidak gagap teknologi (gaptek) tentu sah-sah saja. Tetapi kalau penggunaan fasilitas itu untuk keperluan negatif itu yang kurang pas. Semisal, anak muda menyimpan film bokep di telepon genggamnya, pergi ke warnet awalnya mencari tugas sekolah dan kampus. Sampai di warnet ternyata yang di akses malah situs-situs porno. Jika sudah demikian tentu bermuara kepada laku negatif,” paparnya.

Di tambah racun televisi sehari-hari yang katanya miskin dengan tayangan edukatif. “Banyak tayangan TV yang mengumbar syahwat yang secara tidak langsung mengajari anak-anak muda meniru apa yang di tontonnya mulai dari perbuatan asusila, perkelahian maupun perbuatan-perbuatan negatif yang lain,” katanya.

Karenanya, sebagai penerus pemimpin masa depan remaja perlu sekali dibentengi dengan keagamaan yang kuat. Tambahnya, pemuda bisa bergabung dengan IPNU-IPPNU, Fatayat maupun Anshor. Selain itu, orang tua maupun pendidik penting sekali mengontrol pada setiap tindakannya.

“Yang terpenting, jika pemuda mau sadar jika perbuatan yang negatif akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Tuhan tentu mereka akan menjadi baik,” tambahnya.       

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Syaiful Mustaqim