Jombang, NU Online
Hari ini, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) memasuki usia yang ke-62 tahun. Tantangan perkumpulan kalangan terpelajar ini semakin berat seiring dengan kian banyaknya problematika remaja dan pelajar di sekililing mereka.
"Karenanya tidak ada pilihan lain bagi IPNU kecuali terus belajar dan mengurai persoalan tersebut demi eksistensinya di masyarakat, serta sumbangsihnya bagi agama, bangsa dan negera," kata Ema Umiyyatul Chusnah, Rabu (24/2). Bagi Ketua PC Fatayat NU Jombang Jawa Timur ini, keberadaan IPNU harus menjadi garansi bagi ketersediaan penerus perjuangan NU di kemudian hari.
"Inilah tugas berat yang diemban IPNU saat ini," kata Ning Ema, sapaan akrabnya. Bahkan untuk jangkauan yang lebih luas, keberadaannya harus bisa menjamin bagi ketersediaannya para tenaga profesional dengan dilandasi pemahaman keagamaan yang diwariskan para pendirinya, lanjutnya.
Bagi salah seorang pimpinan di Pondok Pesantren Bahrul 'Ulum Tambakberas tersebut, betapa kebutuhan akan generasi penerus bangsa dengan karakter NU sangat tinggi. "Kalau berbicara keahlian, kemungkinan besar sejumlah lembaga pendidikan bisa menyediakan," kata Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Jombang ini. Namun anak muda yang memiliki komitmen kepada keislaman dan kebangsaan, stoknya tentu tidak akan banyak. "Padahal generasi seperti inilah yang sangat dibutuhkan bangsa di masa mendatang," katanya.
Karenanya, keberadaan IPNU maupun IPPNU harus terus didampingi agar terus menjadi tempat berhimpun dan bergerak para generasi muda harapan. "Pelajar di manapun harus semakin nyaman dan terayomi di IPNU, bukan malah sebaliknya," katanya.
Demikian juga lembaga pendidikan Islam termasuk yang dikelola beberapa pesantren harus semakin percaya dengan IPNU. "Bagaimana mungkin kita berharap akan lahirnya pelajar harapan kalau para santri tidak dikenalkan sejak dini dengan IPNU," ungkapnya.
Kendati demikian, peluang dan kepercayaan tersebut juga harus dijawab oleh IPNU dengan prestasi. "Jangan berharap akan ada kepercayaan, kalau internal IPNU sendiri gagal melakukan pembinaan secara intensif," tegasnya. Justru kepercayaan yang diberikan lembaga pendidikan dan pesantren bagi terbentuknya IPNU dan IPPNU hendaknya dijawab dengan keseriusan dalam menata diri.
Ning Ema juga tidak menampik bahwa tempaan selama di IPNU dan IPPNU akhirnya mampu mengantarkan para orang penting di negeri ini. Para wakil rakyat, kepala daerah, hingga pejabat publik lain tidak sedikit yang dibesarkan IPNU dan IPPNU. "Dengan kontribusi yang diberikan, IPNU harus kian percaya diri dalam berkiprah bagi kemajuan bangsa," pungkasnya. (Ibnu Nawawi/Fathoni)