Surabaya, NU Online
Jelang satu abad Nahdlatul Ulama, generasi milenial arus terus mempersiapkan dirinya sehingga bisa menjadi penerus perjuangan dari jamiyyah yang berdiri pada 1926 ini.
Dalam mempersiapkan hal ini, Pimpinan Cabang Ikatan (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Surabaya, Jawa Timur menggelar Latihan Kader Utama (Lakut) yang berlangsung Jumat hingga Ahad (25-27/1).
Salah satu materi dari kegiatan yang diadakan di Balai Diklat Keagamaan Surabaya ini adalah mengenai generasi milenial NU di tengah pusaran ideologi ekstremis. Materi ini dibawakan oleh Ahmad Syauqi, koordinator devisi Kajian Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Kiswah) Aswaja NU Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jatim.
Saat menyampaikan materi, ustadz Syauqi menjelaskan bahwa kader milenial NU harus bisa menganalisis golongan ekstremis yang ada, baik itu ekstrem kiri maupun kanan.
"Para kader milenial NU, dalam hal ini IPNU mampu menganalisis dinamika golongan ekstremis, baik yang kiri maupun yang kanan. Dalam hal ini, saya membatasi kepada pembahasan golongan kanan," katanya, Sabtu (26/1).
Menurutnya, golongan kanan itu tidak berupa pemikiran saja, namun juga berbentuk gerakan.
"Maka penting melakukan identifikasi dinamika gerakan tersebut sehingga mampu melihat tantangan dan bisa memberikan solusi dalam penanggulangan," ujarnya di hadapan puluhan peserta.
Alumni Universitas Indonesia ini mengatakan bahwa IPNU harus bisa menjadi garda terdepan dalam membentengi ideologi Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah serta dalam upaya deradikalisasi.
"IPNU harus menjadi garda terdepan dalam membentengi ideologi Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah dan upaya deradikalisasi dari golongan radikal terorisme trans nasional," ucapnya. Apalagi IPNU adalah calon pemimpin NU di abad kedua, lanjutnya.
Ia berharap, setelah penyampaian tersebut, para peserta mampu melangkah dan menanggulangi efek yang bisa ditimbulkan oleh gerakan ekstremis.
"Harapannya, materi tadi mampu menjadi platform bagi kader IPNU dalam melangkah dan menanggulangi gerakan ekstremis yang berujung pada radikalisme ataupun terorisme," tutupnya. (Hanan/Ibnu Nawawi)