Daerah

IPNU dan PMII Gelar Dialog Bahaya Radikalisme dan Terorisme

NU Online  ·  Jumat, 27 Juli 2018 | 15:30 WIB

Ponorogo, NU Online
Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ponorogo Jawa Timur menggelar menggelar dialog interaktif. Kegiatan mengambil tema Pemuda Indonesia di Tengah Tantangan Radikalisme dan Terorisme

Narasumber yang dihadirkan adalah Kasdim 0802/Ponorogo Mayor Inf M Yusup, Wakapolres, Kompol Suharsono, dan Purwo dari Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo, Purwo. Kegiatan berlangsung di kampus Institut Sunan Guru (Insuri) Ponorogo itu dihadiri ratusan pelajar dan kader PMII maupun IPNU setempat.

Kompol Suharsono, menyampaikan bahwa radikalisme merupakan paham yang merasa benar di hadapan Tuhan. “Sehingga pandangan agama lain bahkan agama Islam yang tidak sesuai dengan pahamnya harus dilawan dan dianggap sesat,” katanya, Kamis (26/7).Sehingga dalam memperjuangkan akidahnya mereka membolehkan membunuh degan cara apapun, lanjutnya.

Yang juga perlu diketahui, kelompok ini juga bertujuan mendirikan negara Islam. “Untuk itu, para pelaku radikalisme dan terorisme berkeinginan mengganti Pancasila dan UUD' 45 dengan hukum Islam yang mereka anut,” ungkapnya.

Sedangkan Dandim 0802/Ponorogo bahwa radikalisme dan terorisme harus ditangkal dari akar rumput. Untuk itu, Made Sandy Agusto memiliki gagasan untuk melaksanakan kepanjangan dari kata Warok yakni dengan waspada terhadap radikalisme. “Juga rekatkan silaturahim, toleransi dan kerja sama masyarakat, mengoptimalkan Siskamling dan aturan wajib lapor bagi pendatang baru dan ketahui, kuasai dan laporkan informasi/kejadian menonjol kepada Babinsa dan Bhabinkamtibmas,” ungkapnya.

Di samping itu M Yusup juga menyampaikan tentang pentingnya imunitas bangsa. “Di mana para anggota PMII dan IPNU serta IPPNU harus menjadi pelopor pelaksanaan empat konsensus kebangsaan, yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar tahun 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika,” jelasnya. Dengan dimilikinya imunitas bangsa ini, Indonesia akan lebih kuat dalam rangka menghadapi kemajuan perkembangan zaman di wilayah regional maupun internasional, lanjutnya.

Sementara itu Purwo menyampaikan bahwa paham radikal telah menyerang generasi terpelajar melalui organisasi yang terintegrasi kepada kelompok radikal. Untuk itu ia mengimbau pentingnya pendidikan karakter yang tidak hanya dilakukan di lingkungan pendidikan formal, tetapi juga harus adanya partisipasi aktif dari keluarga serta lingkungan. “Itu demi terhindarnya kelompok pelajar dari paham radikalisme dan terorisme,” jelasnya.

Ketua panitia, Ichwan Nur Hakim mengatakan bahwa PMII dan IPNU Ponorogo siap berada di garda terdepan untuk membentengi generasi muda dari ancaman radikalisme dan terorisme.
(Erwan Dwi Wahyunanto/Ibnu Nawawi)