Pringsewu, NU Online
Ibadah haji merupakan salah satu ibadah yang ditegaskan Rasulullah SAW melalui Haditsnya. Sedangkan haji mabrur merupakan predikat yang selalu diidam-idamkan oleh setiap pelaku rukun Islam kelima ini. Sebab, Allah SWT telah menjanjikan surga baginya.
Demikian dikatakan KH Agus Kholiq saat menjelaskan hikmah ibadah haji di depan jamaah Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) yang rutin dilaksanakan di Gedung NU Pringsewu, Ahad (3/9).
Kiai berkacamata yang pernah menjadi Ketua Tanfidziyyah MWCNU Gadingrejo ini menegaskan, haji mabrur bisa terlihat dari sikap seseorang setelah pulang dari berhaji. Salah satunya adalah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sesama.
"Haji yang mabrur memiliki kepedulian sosial. Haji yang mabrur harus peka terhadap lingkungan. Haji yang mabrur tidak akan membiarkan tetangganya kelaparan sementara ia bisa tidur dalam keadaan kenyang," tegasnya.
Contoh kepedulian terhadap sesama ini diceritakannya melalui sebuah kisah dimana ada seseorang dengan  ikhlas memberikan biaya haji yang telah dikumpulkannya sedikit demi sedikit kepada tetangga yang membutuhkannya sehingga ia urung berangkat haji.
"Barangkali inilah hajiku," kata orang tersebut. Dengan keikhlasannya ini, akhirnya Allah menjadikan seluruh jamaah yang melaksanakan haji pada waktu itu menjadi haji yang mabrur.
"Kisah ini menggambarkan kepada kita bahwa mampu memberi tatkala kita sedang membutuhkan merupakan ibadah yang sangat sulit dilakukan," tegasnya.
Selain memiliki kepedulian sosial lanjutnya, orang yang mendapatkan haji mabrur bisa terlihat dari tingkah lakunya setelah berhaji.Â
"Haji yang mabrur akan memiliki kerendahan hati dan dapat membawa diri ditengah pergaulan dengan orang lain," terangnya.
Semua sikap ini, menurutnya, diawali dari bersihnya niat awal dalam menjalankan ibadah haji.Â
"Hajikan diri kita karena Allah SWT. Jangan sampai terbersit dalam niat kita melaksanakan haji agar bisa dipanggil Pak Haji," ingatnya.
Pada kesempatan tersebut ia juga menjelaskan beberapa hikmah lainnya dari ibadah haji di antaranya seperti dapat menghapus dosa di masa lalu, menghilangkan kefakiran dan menjawab panggila Allah SWT. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)