Mataram, NU Online
Keluarga besar NU Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama civitas akademika Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB menggelar haul KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan TGH Ahmad Taqiuddin Mansur. Kegiatan dipusatkan di aula kampus setempat, Senin (31/12).
Rektor UNU NTB, Hj Baiq Muliana mengatakan bahwa kegiatan digelar untuk memperkuat tali silaturahim dan juga mengenang sosok Gus Dur dan TGH Ahmad Taqiuddin Mansur. “Pemikiran dan hal-hal baik dari dua tokoh itu diharapkan bisa menginspirasi generasi muda saat ini,” katanya.
Selain itu kegiatan juga digelar untuk memberikan ruang refleksi akhir tahun bagi UNU NTB.
"UNU NTB yang sudah berdiri sejak tiga tahun lebih, mudah-mudahan tetap bisa berbuat dan mengabdi untuk NTB dan Indonesia, serta memberikan keberkahan bagi masyarakat," urainya.
Sekretaris PWNU NTB, H Lalu Winengan mengatakan, TGH Ahmad Taqiuddin Mansur yang terakhir menjabat Ketua PWNU NTB merupakan sosok inspiratif bagi generasi muda, khususnya pemuda NU.
Dalam perjalanan banyak yang diajarkan oleh TGH Ahmad Taqiduddin Mansur baik dalam kapasitas sebagai ketua, orangtua, dan guru. “Banyak yang telah dihasilkan, dan ini juga jadi motivasi untuk kader muda NU," kata Winengan.
Winengan mengungkapkan, doa dan zikir bersama untuk haul Gus Dur dan wafatnya TGH Ahmad Taqiuddin Mansur sangat banyak undangan yang hadir. Hal ini menunjukan kecintaan kepada keduanya.
"Acara ini banyak senior yang turun gunung karena cinta kepada NU, Gus Dur dan TGH Ahmad Taqiuddin Mansur. Karena mereka banyak sahabat dan teman," katanya.
Sekda NTB, Rosiady mengatakan bahwa Gus Dur dan TGH Ahmad Taqiuddin Mansur adalah sosok ulama yang sangat menginspirasi. Bahkan kehidupan berbangsa saat ini banyak diwarisi saat zaman pemerintahan Gus Dur.
"Reformasi total itu dimulai di zaman Gus Dur, dimana tentara yang dulu sangat kuat dan begitu hebat dengan dwi tunggalnya bisa diselesaikan dengan begitu damai ketika Gus Dur jadi presiden," kata Rosiady.
Begitu juga dengan pembangunan, otonomi daerah, dan desentralisasi yang saat ini ada dan bisa dinikmati. Semua pangkalnya ada di zaman Gudur. "Menurut saya beliau jenius, pemikirannya menembus batas. Sesuatu yang belum terpikir,” pungkasnya.
Kegiatan berupa doa dan zikir bersama juga dirangkaikan dengan diskusi refleksi akhir tahun 2018. Tampak hadir Sekretaris Daerah NTB H Rosyadi Sayuti, tiga anggota Bawaslu NTB, Umar Ahmad Seth, Suhardi, dan Itratip.
Tampak hadir juga Ketua KPU Lombok Barat Suhaimi Samsuri, Ketua Pengurus Cabang NU Lombok Barat, Ustadz H Nazar Naami dan sejumlah pimpinan badan otonom serta lembaga di Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama NTB. (Hadi/Ibnu Nawawi)