Jember, NU Online
Guru ngaji mempunyai peran penting dalam mencerdaskan spritualitas kehidupan bangsa. Karena itu, wajar jika Islam menempatkan orang yang mengajar dan belajar Al-Qur'an sebagai orang terbaik di antara manusia yang lain. Namun sayang, apresiasi terhadap guru ngaji masih sangat rendah. Tidak sebanding dengan manfaat dan kedudukan spritualitas dalam ajaran Islam.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Sekretaris PCNU Jember, Ustadz Moch. Eksan saat bertaushiyah pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di masjid Miftahul Ulum, Desa Tamansari, Kecamatan Wuluhan, Jember, Jawa Timur, Ahad (25/12).
Menurut UstadzĀ Eksan, guru ngaji atau kiai kampung, lebih-lebih yang bertebaran diĀ desa-desa, tidak menuntut honor atau penghargaan apa pun. Sebab, mereka melakukannya dengan ikhlas demi membebaskan masyarakat dari kebodohan, khususnya terhadap baca tulis Al-Qur'an.Ā
"Pemberian insentif guru ngaji di berbagai daerah harus dimaknaiĀ sebagai support moral bagi ikhtiar untuk memberantas buta huruf Al-Qur'an, peningkatan pemahaman dan pelaksanaan al-Quran dalam kehidupan sehari-hari,ā tukasnya.
Ia menambahkan, membumikan Al-Qur'an merupakan tugas dan kewajiban semua pihak tanpa terkecuali, baik individu maupun pemerintah. Sebab, Al-Qur'an adalah telaga akhlaq dan ilmu bagi kehidupan manusia. Akhlaq dan ilmu ini wajib berjalan beriringan dalam diri manusia. Ilmu tanpa akhlaq, berbahaya. Akhlaq tanpa ilmu, tidak sempurna.
āNabi Muhammad akhlaqnya terpuji, otaknya juga cerdas. Kenapa? SaatĀ Siti Aisyah (istri Nabi Muhammad SAW)Ā ditanya tentang akhlaq Nabi, beliau menjawab, akhlaquhul qurāan. Akhlaqnya Nabi Muhammad adalah al-Quran,ā urai Ustdz Eksan.
Terkait dengan pembumian Al-Quran, politisi Partai NasDem itu menyatakan gembira atas kebijakan beberapa perguruan tinggi ternama di tanah air, seperti Universitas Airlangga, yang menerima calon mahasiswa penghafal Al-Qur'an tanpa tes dan diberikan beasiswa. Hal tersebut, katanya, tentu merupakan penghargaan sekaligus pengakuan bahwa kompetensi qurāani berbanding lurus dengan kompetensi ilmu sekaligus kompetensi amali yang bersangkutan.
āHafidzul qurāan bukan orang sembarangan. Dia mempunyai daya ingat yang pasti luar biasa. Sehingga kecerdasan intelektualnya juga tinggi,ā jelasnya.
Peringatan Maulid Nabi yang dimeriahkan oleh penampilanĀ seni hadrah al-banjari tersebut, dihadiri oleh ratusan pengunjung yang memadati masjid dan halamannya.Ā (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)Ā
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua