Daerah

GP Ansor Pamekasan: Manajemen PDAM dan Adeni Harus Pisah

NU Online  ·  Selasa, 9 Februari 2016 | 05:00 WIB

Pamekasan, NU Online
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, meminta pemerintah kabupaten setempat agar memisahkan pengelolaan perusahaan air Adeni dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pamekasan. Sebab, perusahaan kemasan air mineral berpelat merah itu selalu mengalami kerugian dan tidak mengalami perkembangan.

Menurut Ketua GP Ansor Pamekasan Fathorrahman, pengelolaan Adeni tidak akan mengalami perkembangan apabila pengelolaannya masih mengikuti organisasi PDAM. "Wajar bila Adeni tidak berkembang, karena Adeni kultur organisasinya ikut PDAM," katanya, Senin (8/2).

Selain itu, tambah dosen Universitas Madura tersebut, orientasi dua lembaga tersebut jauh sangat berbeda. Sehingga, perlu adanya pemisahan supaya Adeni lebih mandiri dan berkembang dengan sendirinya.

"Secara keseluruhan, manajemen Adeni dengan PDAM tidak sama. Oleh karena itu, perlu adanya pemisahan secepat mungkin," ucapnya.

Sementara itu, Direktur PDAM Kabupaten Pamekasan Agus Bachtiar berkilah, perjalanan usaha kemasan air minum Adeni tidak mengalami masalah yang perlu dipersoalkan oleh publik. Alasannya, hingga detik ini usaha Adeni masih tetap berjalan dengan lancar. Namun, kerugian atau pendapatan pada pengelolaan Adeni tahun ini belum tampak.

Salah satu kendalanya, yakni proses rekapitulasi keuangan oleh Tim Akuntansi belum kelar. Sehingga, kelit Agus, anggaran yang digunakan untuk peningkatan pemasaran Adeni belum bisa dipastikan.

"Kami tidak bisa memastikan apakah Adeni merugi atau mendapatkan keuntungan tahun ini, tetapi secara global Adeni tahun 2015 untung tapi sedikit. Tidak perlu pisah dengan menajemen PDAM," ujar Agus Bachtiar.

Dia mengklaim, sejak tahun 2012 hingga 2015 pengelolaan Adeni tidak mengalami kerugian. Namun, manajemen usaha kemasan air minum ini perlu ditingkatkan, mengingat keuntungan yang diperoleh sejak tiga tahun ini sangatlah sedikit. Dia mengakui jika sejak tahun 2012 ke belakang pemasaran Adeni terus mengalami kemerosotan. (Hairul Anam/Mahbib)