Daerah

GP Ansor Padang Pariaman Turut Berduka atas Korban Gempa di Koto

NU Online  ·  Ahad, 3 September 2017 | 16:02 WIB

Padang Pariaman, NU Online
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Padang Pariaman mendatangi keluarga korban gempa yang terjadi Jumat (1/9) dini hari di Korong Kampung Surau, Nagari Lurah Ampalu, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman. Korban mahasiswa STIE Sumbar semester 3 bernama Nerfi Dewi Yanti (21).

Ketua PC Gerakan Pemuda Ansor Padang Pariaman Zeki Aliwardana yang datang Sabtu (2/9), ke rumah duka, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. "Ansor Padang Pariaman turut berduka dengan peristiwa yang menimpa Nerfi," kata Zeki yang didampingi Sekretarisnya Alva Anwar dan pengurus lainnya.

Laporan dari Kasatkorcab Banser Ansor Padang Pariaman Muhammad Zulfadly yang disampaikan pihak keluarga, Nerfi (21) meninggal dunia usai gempa terjadi. 

Sebagaimana dirasakan masyarakat di Padang Pariaman, Jumat (1/9) pukul 00:06:54 WIB terjadi gempa yang berpusat di Lintang Selatan 99.66 bujur timur di kedalaman 10 km. Ketika gempa terjadi, Nerfi diperkirakan berusaha membuka pintu rumahnya untuk menyelamatkan diri. Sial baginya, Saat lari melewati pintu, lehernya terkena gagang pemuka pintu yang cukup fatal. Beberapa menit kemudian Nerfi langsung meninggal dunia.

Korban tidak sempat mendapatkan perawatan medis. Nerfi keburu mengembuskan napas terakhir.

Korban Nerfi merupakan keponakan Walinagari Lurah Ampalu Syofyan, anak dari M.Nur dan Surniyati. Dari empat orang anak M.Nur dan Surniyati, tiga di antaranya meninggal dalam kondisi yang mengenaskan, kecelakaan. Termasuk Nerfi.

Menurut Zeki Aliwardana, peristiwa ini terjadi salah satu disebabkan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat bagaimana cara menghadapi tanggap bencana, khususnya gempa yang sering melanda wilayah Kabupaten Padang Pariaman. Daerah ini rawan akan bencana gempa bumi.

"Kejadian ini dipicu karena tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika gempa sedang berlangsung," kata Walinagari Lurah Ampalu Syofyan menambahkan. (Armaidi Tanjung/Abdullah Alawi)